Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebutkan pemberian beberapa insentif oleh pemerintah untuk sektor pariwisata merupakan upaya mengurangi dampak virus corona jenis Covid-19 terhadap sektor tersebut.
Suahasil mengatakan pemerintah telah mengkaji sektor-sektor terdampak pelemahan ekonomi global akibat virus corona sehingga dapat diberikan stimulus dan tetap ada kegiatan perekonomian di dalamnya.
“Itu adalah satu paket yang dipikirkan pemerintah, ke mana dia kenanya. Jadi, pertumbuhan ekonomi dunia itu kenanya di beberapa titik, nah itulah yang kemudian diberikan stimulus,” katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.
Suahasil menyebutkan pemberian insentif itu didasarkan hal-hal yang menunjang wisatawan untuk datang seperti tiket pesawat murah, biaya penginapan murah, hingga ketersediaan berbagai jenis makanan yang murah.
“Apa yang dicari wisatawan domestik? Nyari tiket murah, enggak? Nyari hotel murah, enggak? Terus nyari apa lagi? Makan murah. Itu yang kita pikirkan,” ujarnya.
Suahasil menyatakan selama ini sektor pariwisata sangat terdampak oleh wabah corona dengan adanya penghentian wisatawan China yang masuk ke Indonesia.
Oleh sebab itu, ia menuturkan melalui pemberian insentif ini diharapkan dapat meningkatkan wisatawan domestik untuk menggantikan posisi wisatawan asing tersebut sehingga tetap terjadi pergerakan ekonomi.
“Diharapkan ada gerak ekonomi di situ dan enggak ikut turun. Kalau wisatawan asing turun, maka diganti wisatawan domestik. Itu yang disebut global value chain sehingga kita desain satu paket komplit,” katanya.
Baca juga: Pariwisata Indonesia rugi 500 juta dolar AS akibat COVID-19
Di sisi lain, Suahasil mengatakan pihaknya belum dapat memastikan total kerugian ekonomi Indonesia karena virus corona karena masih akan dilihat dan dipantau secara terus menerus.
“Kita berharap itu (insentif) bisa menggantikan potensi dari penurunan ekonomi dunia yang berimbas ke Indonesia. Nah seberapa besar? Kita lihat ke depannya,” ujarnya.
Baca juga: Gubernur: Pemberitaan Bali ibarat "kota hantu" tidak benar
Sementara itu, pada Selasa (25/2/2020), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sektor pariwisata Indonesia ditaksir mengalami kerugian hingga 500 juta dolar AS (sekira Rp6,9 triliun) per bulan karena wabah corona.
"Data dari Bank Indonesia, bidang pariwisata 500 juta dolar AS per bulan kerugiannya,” katanya.
Daerah-daerah yang diberikan insentif tersebut adalah Danau Toba, DI Yogyakarta, Malang, Manado, Bali, Mandalika, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Batam, dan Bintan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Suahasil mengatakan pemerintah telah mengkaji sektor-sektor terdampak pelemahan ekonomi global akibat virus corona sehingga dapat diberikan stimulus dan tetap ada kegiatan perekonomian di dalamnya.
“Itu adalah satu paket yang dipikirkan pemerintah, ke mana dia kenanya. Jadi, pertumbuhan ekonomi dunia itu kenanya di beberapa titik, nah itulah yang kemudian diberikan stimulus,” katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.
Suahasil menyebutkan pemberian insentif itu didasarkan hal-hal yang menunjang wisatawan untuk datang seperti tiket pesawat murah, biaya penginapan murah, hingga ketersediaan berbagai jenis makanan yang murah.
“Apa yang dicari wisatawan domestik? Nyari tiket murah, enggak? Nyari hotel murah, enggak? Terus nyari apa lagi? Makan murah. Itu yang kita pikirkan,” ujarnya.
Suahasil menyatakan selama ini sektor pariwisata sangat terdampak oleh wabah corona dengan adanya penghentian wisatawan China yang masuk ke Indonesia.
Oleh sebab itu, ia menuturkan melalui pemberian insentif ini diharapkan dapat meningkatkan wisatawan domestik untuk menggantikan posisi wisatawan asing tersebut sehingga tetap terjadi pergerakan ekonomi.
“Diharapkan ada gerak ekonomi di situ dan enggak ikut turun. Kalau wisatawan asing turun, maka diganti wisatawan domestik. Itu yang disebut global value chain sehingga kita desain satu paket komplit,” katanya.
Baca juga: Pariwisata Indonesia rugi 500 juta dolar AS akibat COVID-19
Di sisi lain, Suahasil mengatakan pihaknya belum dapat memastikan total kerugian ekonomi Indonesia karena virus corona karena masih akan dilihat dan dipantau secara terus menerus.
“Kita berharap itu (insentif) bisa menggantikan potensi dari penurunan ekonomi dunia yang berimbas ke Indonesia. Nah seberapa besar? Kita lihat ke depannya,” ujarnya.
Baca juga: Gubernur: Pemberitaan Bali ibarat "kota hantu" tidak benar
Sementara itu, pada Selasa (25/2/2020), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sektor pariwisata Indonesia ditaksir mengalami kerugian hingga 500 juta dolar AS (sekira Rp6,9 triliun) per bulan karena wabah corona.
"Data dari Bank Indonesia, bidang pariwisata 500 juta dolar AS per bulan kerugiannya,” katanya.
Daerah-daerah yang diberikan insentif tersebut adalah Danau Toba, DI Yogyakarta, Malang, Manado, Bali, Mandalika, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Batam, dan Bintan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020