Menteri Perdagangan Agus Suparmanto membidik peluang Indonesia untuk bisa menggarap pasar Amerika Serikat setelah mewabahnya virus corona yang menghantam perekonomian China.

Menurut Agus, akibat wabah virus corona bahan baku asal China yang dikirim ke AS diprediksi akan terhambat. Peluang itulah yang dianggap bisa dimanfaatkan Indonesia.

"Corona ini jadi peluang besar bagi kita karena bahan baku dari China untuk kebutuhan Amerika juga akan terhambat. Dalam situasi ini lebih diuntungkan, dari tidak kompetitif jadi kompetitif, dari enggak ada jadi ada," katanya di Washington DC, Kamis.



Meski demikian, Agus menilai peluang tersebut tidak serta merta langsung bisa digarap karena perlu dibuka akses pasar yang lebih besar.

Akses pasar itu, lanjut dia, bisa dibuka dengan pemberian fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) atau keringanan bea masuk impor. GSP merupakan program pemerintah AS dalam rangka mendorong pembangunan ekonomi negara-negara berkembang, yaitu dengan membebaskan bea masuk ribuan produk negara-negara itu, termasuk dari Indonesia, masuk ke pasar dalam negeri Paman Sam tersebut.



Lebih lanjut, jika harus bersaing dengan Vietnam, Indonesia dinilai tetap punya peluang besar. Terlebih jika Indonesia bisa terus mendapatkan fasilitas GSP.

"Dengan GSP seharusnya jadi lebih mudah. Jadi persaingan dengan Vietnam bisa ditangani. Market-nya besar di Amerika ini, di mana Vietnam bisa masuki, kita juga bisa," katanya.

Oleh karena itu, Agus menargetkan negosiasi GSP bisa rampung dalam waktu dekat. Dalam kunjungannya ke Washington, Agus juga akan mendorong penyelesaian negosiasi GSP melalui pertemuan dengan Kantor Perwakilan Perdagangan AS (US Trade Representative/USTR).



 

Pewarta: Ade irma Junida

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020