Jepang membantah rumor tak bertanggung jawab yang menyebut soal penundaan penyelenggaraan Olimpiade 2020 Tokyo akibat virus corona yang sudah menyebar hampir ke seluruh penjuru Asia.

Dengan sisa waktu 162 hari tersisa hingga upacara pembukaan, virus corona telah memunculkan kekhawatiran dan spekulasi akan penyelenggaraan Olimpiade 2020 Tokyo.

Baca juga: Windy Cantika ditargetkan tampil di Olimpiade 2020

Namun, CEO Olimpiade Tokyo Yoshiro Mori, pada Kamis, menegaskan bahwa pesta olahraga empat tahunan itu akan tetap digelar sesuai rencana awal, yakni 24 Juli - 9 Agustus, meski adanya kekhawatiran akan penyebaran virus corona di Negeri Sakura tersebut.

"Sehubungan dengan virus Corona, ada banyak sekali desas-desus, tapi saya ingin memperjelas lagi bahwa kami tidak akan menunda atau membatalkan Olimpiade," kata Mori saat melakukan pertemuan dengan pejabat tinggi Komite Olimpiade Internasional (IOC), seperti dilansir AFP.

"Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah nasional dan menyikapi situasi ini dengan tenang," katanya.

Baca juga: Wabah corona, kualifikasi sepak bola Olimpiade digeser ke Sydney

Gubernur Tokyo Yuriko Koike pun memastikan bahwa pemerintah setempat akan berupaya semaksimal mungkin melindungi semua orang dari terjangkitnya wabah virus corona menjelang Olimpiade digelar.

Demikian juga yang disampaikan oleh Wali Kota Desa Olimpiade, Saburo Kawabuchi. Ia mengatakan dalam pertemuan tersebut bahwa meski tak ada yang tahu kapan penyebaran virus corona itu berhenti, pihaknya berharap peningkatan kelembapan dapat membunuh virus tersebut.

"Kami memiliki musim hujan yang dapat membunuh virus," katanya.

Hingga kini, Jepang memang belum melaporkan adanya korban jiwa yang diakibatkan COVID-19, namun sebanyak 28 orang telah dinyatakan terinfeksi virus mematikan itu.

Virus corona sebelumnya telah mengacaukan kalender even olahraga di Asia. Beberapa kejuaraan olahraga pun terpaksa dibatalkan atau dijadwalkan ulang, termasuk kualifikasi tinju dan bola basket untuk Olimpiade yang seharusnya digelar di China.

Tak hanya itu, Formula 1 dan FIA pada Rabu juga memutuskan untuk membatalkan seri Grand Prix China akibat virus corona yang menyebar di negara tersebut.

Hingga Kamis (13/2), China melaporkan setidaknya sudah ada 1.355 korban meninggal dan hampir 60.000 orang terkonfirmasi terinfeksi virus corona di seluruh wilayah China.

Pewarta: Shofi Ayudiana

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020