Wakil almarhum KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) dalam kepengurusan Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yakni KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) akan menggantikan almarhum untuk menjadi pengasuh pesantren itu.

"Beliau (Gus Sholah) sudah mempunyai wakil yakni Gus Kikin. Itu sudah empat tahun lalu," kata Teuku Azwani, salah seorang pengurus Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, di Jombang, Selasa.

Azwani menjelaskan, saat ini memang belum ada pembicaraan lanjutan membahas tentang pengasuh selanjutnya. Terlebih lagi, saat ini belum tujuh hari Gus Sholah (KH Sholahudin Wahid) wafat, sehingga dzuriyah (keluarga) pun juga masih konsentrasi untuk kegiatan doa.

Ia menyebutkan, Gus Kikin memang berpotensi besar untuk menggantikan posisi Gus Sholah menjadi pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang untuk selanjutnya, karena Gus Kikin selama ini sering menemani Gus Sholah dalam berbagai aktivitas. Gus Kikin juga telah ditunjuk menjadi wakil pengasuh dalam rapat keluarga.

Baca juga: Gus Sholah wafat

Namun, pembahasan itu dilakukan empat tahun lalu, dimana sebelumnya telah dilakukan musyawarah keluarga. Dari hasil musyawarah keluarga, nama Gus Kikin muncul dan saat itu Gus Kikin juga mengatakan kesanggupannya untuk mengasuh pesantren. Sedangkan, untuk saat ini juga dipastikan akan kembali dilakukan musyawarah keluarga lagi.

"Pastinya setelah acara tahlilan tujuh hari selesai. Resminya juga menunggu musyawarah keluarga," tambah dia.

Untuk peresmian pengasuh yang baru, Azwani juga menjelaskan dimungkinkan juga akan dilakukan dengan mengundang sejumlah tokoh nasional. Hal itu merujuk dari pelantikan Gus Sholah dari pengasuh sebelumnya yang juga pamannya, KH Yusuf Hasyim. Peresmian Gus Sholah untuk memimpin Pesantren Tebuireng, Jombang sejak 2006 yang juga dihadiri banyak tokoh.

"Pelantikan pengasuh pasti ada tokoh nasional yang juga diundang untuk menjadi saksi. Seingat saya ketika Gus Sholah menjadi pengasuh pesantren dari sebelumnya KH Yusuf Hasyim ada tokoh yang hadir," sebut dia.

Dikonfirmasi terkait dengan pentakziah, ia mengatakan masih banyak warga yang datang ke Pesantren Tebuireng untuk takziah. Mereka juga ada yang berkunjung siang hari, tapi juga banyak yang malam hari.

Baca juga: Obituari - Kiprah Gus Sholah, Khittah NU dan "standarisasi" pendidikan pesantren

Warga ikut kegiatan tahlil yang diselenggarakan di pondok. Kegiatan itu dilakukan selama satu pekan. Dalam sehari, tahlil dilakukan dua kali, yakni setelah Shalat Magrib yang diikuti para santri, serta setelah Shalat Isya yang diikuti santri dan warga. Mereka juga memenuhi halaman pesantren saat kegiatan tahlil berlangsung.

Ia juga menambahkan, hingga kini masih banyak kiriman bunga ucapan bela sungkawa atas wafatnya Gus Sholah. Bahkan, kiriman bunga ditaruh berjejer hingga sepanjang jalan di sekitar pesantren. Karangan bunga dikirim dari berbagai pihak.

"Kiriman bunga ucapan duka cita masih banyak hingga sekarang ini, memadati kiri dan kanan jalan mulai dari Desa Cukir sampai dengan Desa Kwaron (Kabupaten Jombang)," lanjut dia.

Baca juga: Gubernur Jatim sambut kedatangan jenazah Gus Sholah di Bandara Juanda

Gus Sholah wafat pada Minggu (2/2) sekitar pukul 20.55 WIB di RS Harapan Kita, Jakarta setelah menjalani operasi penyakit jantung.

Gus Sholah merupakan pengasuh Pesantren Tebuireng yang ketujuh mulai 2006 hingga 2020, sejak generasi sang kakek KH Hasyim Asyari (1899 hingga 1947).

Gus Sholah adalah adik kandung mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Ia lahir di Jombang pada 11 September 1942 dari pasangan suami istri, KH Wahid Hasyim dan ibundanya Hj Solichah.

 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020