Perkembangan teknologi Building Information Modelling (BIM) di Indonesia semakin pesat selama tiga tahun ini karena metode digital konstruksi tersebut pekerjaan lebih efektif dan hasil penghitungan akurat, kata Account Manager PT Glodon Technical Indonesia Bagas Dewantara.

"Teknologi BIM di Indonesia mengalami kemajuan pesat, bahkan pemerintah dan para pemangku kepentingan di industri konstruksi sudah mulai menyadari akan pentingnya beralih dari metode tradisional menuju ke digital konstruksi," kata dia di sela seminar terkait dengan teknologi konstruksi di Sanur, Bali, Sabtu.

Dia mengatakan teknologi BIM yang dikembangkan pertama di China itu, kini sudah menyebar di dunia, karena dari segi efisiensi waktu lebih cepat.

Semisal dalam penghitungan RAB konstruksi bangunan dengan cara manual memerlukan waktu lima hari, katanya, dengan sistem BIM hanya perlu tiga hari.

"Artinya dengan sistem ini penghitungan RAB akan lebih akurat. Bahkan, bisa penghitungan secara akurat keperluan material dalam konstruksi bangunan tersebut," ujarnya.

Terkait dengan negara mana saja sudah menggunakan teknologi BIM, kata Bagas, hal itu hanya masalah waktu. Negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, kini pembangunan konstruksinya sudah 80 persen lebih, sedangkan di Indonesia baru berkisar 25 hingga 30 persen.

Direktur PT Tunas Jaya Sanur, Nyoman Parta mengatakan penggunaan "software cubicost" dapat membantu menyinergikan pekerjaan mulai dari tahap perencanaan sampai pembangunan di proyek.

Baca juga: Teknologi BIM dapat percepat pembangunan konstruksi

Dengan adanya perangkat lunak terbaru itu, pihaknya pun dapat menjawab permintaan klien yang kebanyakan mengharapkan hasil yang cepat.

"Kalau kita tidak punya 'software' seperti ini kita akan ketinggalan. Dengan 'software cubicost' ini, kecepatannya luar biasa, saya bisa pastikan lima kali lebih cepat dari sebelumnya," ucapnya.

Baca juga: Naik, tren penggunaan teknologi robot pada industri di Indonesia

Ia mengatakan kalau dahulu estimator melakukan perhitungan sampai lima jam, dengan bobot pekerjaan yang sama, sekarang hanya satu jam dan tingkat akurasi yang bisa dipertanggungjawabkan dengan 3D modelnya.

"Kami menggunakan 'software cubicost' tujuannya untuk membantu mempermudah proses pekerjaan dan harapannya teknologi tersebut bisa betul-betul kami aplikasikan untuk tender-tender ke depan, karena akan banyak menangani proyek besar-besar," katanya.

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020