Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali terus mematangkan konsep wisata di Desa Akah, yang akan dijadikan salah satu desa wisata di daerah tersebut.
Untuk mengetahui perkembangan desa wisata itu, Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta, menelusuri kawasan yang akan dijadikan objek wisata, berikut jalur tracking menuju objek tersebut, Jumat.
"Di desa ini ada Goa Panji Landung yang terletak di lembah sungai. Itu merupakan tempat yang dianggap sakral dan angker bagi penduduk setempat. Goa ini bisa menjadi objek wisata spiritual," katanya saat melakukan penelusuran lapangan dengan didampingi Kepala Dinas Pariwisata Nengah Sukasta, Perbekel Desa Akah Nyoman Sujati, Ketua Kelompok Sadar Wisata Ketut Sukadana serta sejumlah warga.
Ia mengatakan, goa ini memiliki kedalaman sekitar 10 meter dengan lebar pintu masuk 2 sampai 3 meter, dan terdapat tiga buah pancuran air yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit.
Menurut dia, untuk mewujudkan Goa Panji Landung sebagai salah satu destinasi wisata spiritual, akan dilakukan penataan di sekitar goa serta membuat jalur supaya tempat ini menjadi lebih mudah untuk diakses.
Karena baru dalam tahap pengembangan, dan akan dijadikan objek wisata alam, rombongan Kasta berjalan kaki menempuh jalur tracking sejauh sekitar tiga setengah kilometer melintasi persawahan, menerabas semak belukar, melintasi sungai hingga menaiki dan menuruni lembah untuk sampai ke lokasi.
Baca juga: Kades: Desa Wisata Bakas majukan masyarakat dan ekonominya
Dalam perjalanan yang dimulai pukul 7.30 wita tersebut, rombongan memulai dari Kantor Desa Akah ke arah barat melintasi setra Desa Akah, kemudian berbelok ke utara menuju arah Polsek yang berada di area persawahan.
Rombongan selanjutnya berjalan diatas gundukan sawah, menuruni lembah dan melintasi sungai hingga sampai di lokasi objek pertama yakni Goa Panji Landung.
Baca juga: Bakas-Klungkung suguhkan desa wisata berbasis pertanian
Setelah beristirahat sejenak dan menikmati suasana Goa Panji Landung yang sunyi dan hening, Kasta bersama rombongan kembali melanjutkan perjalanan hingga tiba di sebuah lahan yang terletak di atas aliran Sungai Unda.
Kasta mengatakan, di lahan seluas sekitar 10 are ini, akan dibangun rumah makan, yang dengan mengandalkan pemandangan sungai Unda, diharapkan akan banyak wisatawan yang berkunjung untuk menikmati hidangan sekaligus pemandangan alamnya.
Tiba di lokasi terakhir pada pukul 10.30 wita, ia kembali menunjukkan sebuah tempat spiritual yang akan dijadikan sebagai objek wisata spiritual, yakni Pura Beji Pasekan Desa Akah.
Pura ini terletak di pinggir aliran sungai Unda dan memiliki sebuah pancuran dari mata air yang tidak pernah surut.
Air ini ini, katanya, biasanya digunakan warga sebagai sarana upacara dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
Sejumlah orang yang turut dalam rombongan, turut mencoba merasakan segarnya air dari pancuran ini.
Baca juga: Buleleng bangun Taman Wisata "Pantai Happy" di Tukadmungga
Kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ia berpesan, untuk mulai bekerja menata objek yang akan dijadikan tempat wisata, dan yang paling penting membersihkannya dari sampah plastik.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Nengah Sukasta mengatakan, banyak hal yang masih harus dibenahi seperti menyiapkan penataan destinasi yang ada, perbaikan jalan setapak yang akan dilalui menuju destinasi, tempat parkir, penyediaan souvenir, tempat kuliner dan utamanya kebersihan.
Ia mengaku sudah mengkomunikasikan dengan Wabup Made Kasta yang juga selaku tokoh desa setempat dan ketua Pokdarwis, tahun ini akan ada kucuran dana desa sebesar Rp 400 juta yang akan digunakan untuk menata kawasan ini.
Namun selain dana, menurutnya, yang tidak kalah penting dalam pengembangan Pokdarwis dan pembangunan desa wisata adalah peran masyarakat setempat yang harus aktif untuk menggali potensi yang ada di desa bersangkutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Untuk mengetahui perkembangan desa wisata itu, Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta, menelusuri kawasan yang akan dijadikan objek wisata, berikut jalur tracking menuju objek tersebut, Jumat.
"Di desa ini ada Goa Panji Landung yang terletak di lembah sungai. Itu merupakan tempat yang dianggap sakral dan angker bagi penduduk setempat. Goa ini bisa menjadi objek wisata spiritual," katanya saat melakukan penelusuran lapangan dengan didampingi Kepala Dinas Pariwisata Nengah Sukasta, Perbekel Desa Akah Nyoman Sujati, Ketua Kelompok Sadar Wisata Ketut Sukadana serta sejumlah warga.
Ia mengatakan, goa ini memiliki kedalaman sekitar 10 meter dengan lebar pintu masuk 2 sampai 3 meter, dan terdapat tiga buah pancuran air yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit.
Menurut dia, untuk mewujudkan Goa Panji Landung sebagai salah satu destinasi wisata spiritual, akan dilakukan penataan di sekitar goa serta membuat jalur supaya tempat ini menjadi lebih mudah untuk diakses.
Karena baru dalam tahap pengembangan, dan akan dijadikan objek wisata alam, rombongan Kasta berjalan kaki menempuh jalur tracking sejauh sekitar tiga setengah kilometer melintasi persawahan, menerabas semak belukar, melintasi sungai hingga menaiki dan menuruni lembah untuk sampai ke lokasi.
Baca juga: Kades: Desa Wisata Bakas majukan masyarakat dan ekonominya
Dalam perjalanan yang dimulai pukul 7.30 wita tersebut, rombongan memulai dari Kantor Desa Akah ke arah barat melintasi setra Desa Akah, kemudian berbelok ke utara menuju arah Polsek yang berada di area persawahan.
Rombongan selanjutnya berjalan diatas gundukan sawah, menuruni lembah dan melintasi sungai hingga sampai di lokasi objek pertama yakni Goa Panji Landung.
Baca juga: Bakas-Klungkung suguhkan desa wisata berbasis pertanian
Setelah beristirahat sejenak dan menikmati suasana Goa Panji Landung yang sunyi dan hening, Kasta bersama rombongan kembali melanjutkan perjalanan hingga tiba di sebuah lahan yang terletak di atas aliran Sungai Unda.
Kasta mengatakan, di lahan seluas sekitar 10 are ini, akan dibangun rumah makan, yang dengan mengandalkan pemandangan sungai Unda, diharapkan akan banyak wisatawan yang berkunjung untuk menikmati hidangan sekaligus pemandangan alamnya.
Tiba di lokasi terakhir pada pukul 10.30 wita, ia kembali menunjukkan sebuah tempat spiritual yang akan dijadikan sebagai objek wisata spiritual, yakni Pura Beji Pasekan Desa Akah.
Pura ini terletak di pinggir aliran sungai Unda dan memiliki sebuah pancuran dari mata air yang tidak pernah surut.
Air ini ini, katanya, biasanya digunakan warga sebagai sarana upacara dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
Sejumlah orang yang turut dalam rombongan, turut mencoba merasakan segarnya air dari pancuran ini.
Baca juga: Buleleng bangun Taman Wisata "Pantai Happy" di Tukadmungga
Kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ia berpesan, untuk mulai bekerja menata objek yang akan dijadikan tempat wisata, dan yang paling penting membersihkannya dari sampah plastik.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Nengah Sukasta mengatakan, banyak hal yang masih harus dibenahi seperti menyiapkan penataan destinasi yang ada, perbaikan jalan setapak yang akan dilalui menuju destinasi, tempat parkir, penyediaan souvenir, tempat kuliner dan utamanya kebersihan.
Ia mengaku sudah mengkomunikasikan dengan Wabup Made Kasta yang juga selaku tokoh desa setempat dan ketua Pokdarwis, tahun ini akan ada kucuran dana desa sebesar Rp 400 juta yang akan digunakan untuk menata kawasan ini.
Namun selain dana, menurutnya, yang tidak kalah penting dalam pengembangan Pokdarwis dan pembangunan desa wisata adalah peran masyarakat setempat yang harus aktif untuk menggali potensi yang ada di desa bersangkutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020