Kurs dolar AS memangkas kerugian tetapi tetap lebih rendah terhadap euro dan yen pada perdagangan terakhir Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Amerika Serikat dan China menandatangani kesepakatan untuk mengurangi perang perdagangan mereka.

Kedua negara mengumumkan kesepakatan perdagangan awal pada Rabu (15/1) yang akan menurunkan beberapa tarif dan meningkatkan pembelian China atas barang dan jasa AS, meredakan konflik 18 bulan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Tetapi kesepakatan mempertahankan pemberlakuan pada tarif 25 persen untuk sejumlah besar barang industri dan komponen China senilai 250 miliar dolar AS yang digunakan oleh pabrikan Amerika Serikat.

"Tidak banyak reaksi sama sekali terhadap penandatanganan perjanjian perdagangan," kata Shaun Osborne, kepala ahli strategi di Scotiabank di Toronto.

Namun, ini mungkin negatif ringan untuk greenback.

"Dolar telah berkinerja relatif baik dari unsur ketidakpastian yang disebabkan oleh perang perdagangan yang berkepanjangan ini," kata Osborne. "Jadi, di margin kami pikir itu negatif dolar."

Baca juga: Amerika dan China tanda tangani perjanjian perdagangan fase 1

Euro terakhir naik 0,22 persen terhadap greenback pada 1,1151 dolar AS. Dolar AS turun 0,05 persen terhadap yen menjadi 109,91, setelah mata uang Jepang pada Selasa (14/1) mencapai level terlemah sejak Mei di 110,20.

Sterling naik tipis, membalikkan kerugian sebelumnya setelah data menunjukkan inflasi Inggris naik paling lambat dalam tiga tahun, memberi harapan bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), akan memangkas suku bunga acuannya pada Januari.

"Secara terarah pasar mengharapkan beberapa kelemahan, tetapi mungkin besarnya mengejutkan," kata Vassili Serebriakov, ahli strategi valas di UBS di New York.

Franc Swiss naik ke level terkuat terhadap dolar AS dalam lebih dari setahun, dan tertinggi terhadap euro dalam hampir tiga tahun, setelah Amerika Serikat pada Senin (13/1) menambahkan Swiss ke daftar pantau manipulator mata uang.
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020