Pameran seni rupa kontemporer "Art Bali 2019" yang diselenggarakan sejak 12 Oktober tahun lalu hingga 13 Januari 2020di ABBC Building, kawasan ITDC, Nusa Dua, Badung, Bali, menjembatani publik dengan seni melalui sejumlah programnya.

"Art Bali 2019 memiliki misi untuk menjembatani publik luas dan seni. Misi tersebut salah satunya diwujudkan melalui agenda exhibition tour dan meet the artists yang telah kami adakan lebih dari empat kali," ujar Media Relations Art Bali 2019 Ni Made Frischa Aswarini saat dikonfirmasi dari Mangupura, Jumat, terkait pameran seni rupa kontemporer.

Ia mengatakan, program tur pameran dan temu seniman terkait pameran seni rupa kontemporer itu menghadirkan kurator serta sejumlah seniman yang memandu pengunjung mengenal lebih dekat karya-karya yang dipamerkan.

"Pada kesempatan itu para seniman dan kurator menjelaskan mengenai tema, gagasan, eksplorasi artistik, proses kreatif, termasuk menjawab pertanyaan dari para pengunjung," katanya.

Selain itu, selama penyelenggaraan pameran, Art Bali 2019 yang mengambil tajuk "Speculative Memories" atau Ingatan-Ingatan Spekulatif itu juga menerima kunjungan dari berbagai pihak, seperti dari pelajar sekolah dasar hingga perguruan tinggi, baik yang berasal dari Bali maupun luar Pulau Dewata.

Baca juga: "Art Bali 2019" hadirkan tur pameran-temu seniman

Sejumlah lembaga pendidikan yang telah berkunjung ke Art Bali 2019, diantaranya adalah Bali Island School, Bukit Sunrise School, SMKN 1 Sukawati, ISI Denpasar, ISI Yogyakarta, IKIP PGRI Bali, IHDN, dan Universitas Udayana.

Selain itu, Art Bali juga berkolaborasi dengan Ketemu Project untuk menghadirkan teman tuli dan difabel netra dari Komunitas Teratai dan Pertuni serta Bali Deaf Community dan Gerkatin yang difasilitasi oleh penerjemah Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo).

Made Frischa menjelaskan, pameran Art Bali 2019 menghadirkan karya-karya seni visual dalam berbagai presentasi medium seperti lukisan, instalasi, dan karya-karya dengan media seni baru.

"Total karya yang dipamerkan adalah 49, terdiri dari 25 karya dua dimensi dan lima karya tiga dimensi serta 19 karya merupakan instalasi/multimedia/video/dan media lainnya hasil karya 32 seniman Indonesia dan mancanegara," katanya.

Sementara itu, seniman dan akademisi I Made Bandem mengatakan, pameran Art Bali tersebut menurutnya sangat inspiratif, terutama dalam perspektif seni kontemporer.

"Kalau Anda pergi ke museum-museum di Bali, kebanyakan museum tersebut menggambarkan evolusi seni rupa Bali dari prasejarah sampai sekarang di era modern, tetapi tidak ada museum yang khusus mengenai seni kontemporer. Saya rasa Art Bali akan menjadi pengarah untuk pengembangan seni kontemporer, terutama di Bali," katanya.

Baca juga: 12 Oktober-13 Januari, pameran "Art Bali" edisi kedua usung tema "Speculative Memories"

Menurut Direktur Art Bali Heri Pemad, hal tersebut selaras dengan semangat penyelenggaraan pameran Art Bali yang ditujukan sebagai wadah bagi para seniman untuk terus menantang artistik mereka untuk membuat terobosan-terobosan terbaru dalam seni rupa kontemporer.

"Ini adalah usaha untuk mengembangkan seni rupa Indonesia dan ekosistemnya, terutama di Bali," katanya.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020