Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan agar kampus universitas islam negeri dapat berperan sebagai peredam berbagai kondisi negatif, termasuk penyebarluasan paham radikalisme di Indonesia.

“Kampus (UIN) ini juga hendaknya berperan sebagai stabilisator, terutama dalam upaya meredam berbagai kondisi negatif yang dapat menciptakan instabilitas di dalam masyarakat, seperti penyebarluasan paham radikalisme,” kata Wapres saat menyampaikan Orasi Ilmiah dalam Wisuda UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten di Cilegon, Sabtu.

Wapres menjelaskan penyebaran paham radikal saat ini bisa terjadi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dan tidak menutup kemungkinan di lingkungan pendidikan. Berbagai macam bentuk radikalisme tersebut antara lain menggunakan dalih agama, supremasi etnis yang melahirkan gerakan separatis, serta radikalisme dengan dalih kelompok tertentu.

“Radikalisme terjadi dan mendompleng dalam kehidupan masyarakat. Saat ini radikalisme agama adalah yang paling sering digunakan untuk menjustifikasi penggunaan kekerasan,” tambahnya.

Baca juga: Ansor minta Mendikbud tekan radikalisme di kampus

Penangkalan radikalisme menjadi upaya penting untuk menanggulangi aksi teror yang dapat mengancam kehidupan masyarakat karena radikalisme merupakan akar permasalahan utama dari terorisme yang mengancam kehidupan negara dan beragama.

Upaya menangkal radikalisme harus dimulai dari upaya menangkal cara berpikir radikal, untuk kemudian memutus proses transfer cara berpikir radikal tersebut dari satu kelompok kepada kelompok lain, jelasnya.

“Dan upaya menangkal radikalisme dilakukan dengan memberikan imunisasi kepada masyarakat agar tidak mudah menerima pikiran-pikiran radikal tersebut dengan
dalih apapun juga, termasuk dalih agama,” tegasnya.

Baca juga: Alissa Wahid: penguatan kebangsaan tangkal radikalisme

Oleh karena itu, Wapres meminta kepada seluruh lembaga pendidikan tinggi berbasis agama Islam, baik universitas negeri maupun perguruan tinggi swasta, untuk mengutamakan pengajaran Islam yang Rahmatan-lil-alamin.

“Kita mendorong dan kita kembangkan supaya masyarakat memiliki cara berpikir yang toleran, jangan yang intoleran,” ujarnya.
 

Pewarta: Fransiska Ninditya

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019