Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), mundur dari keuntungan sesi sebelumnya karena ekspektasi kemajuan dalam pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China mengurangi permintaan untuk logam mulia.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari turun 2,7 dolar AS atau 0,18 persen, menjadi ditutup pada 1.472,3 dolar AS per ounce.

Logam mulia itu juga tertekan oleh greenback yang lebih kuat. Indeks dolar AS yang mengukur dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,05 persen menjadi 97,46 pada pukul 18.30 GMT sebelum penyelesaian transaksi emas.

Dolar AS meningkat pada perdagangan Kamis (12/12/2019) karena kemungkinan kemajuan pada masalah perundingan perdagangan Amerika Serikat dan China menyebabkan selera risiko yang lebih tinggi, sehingga pembelian safe haven berkurang.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar menguat maka emas berjangka akan turun, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain.

Adapun harga logam mulia lainnya, perak untuk penyerahan Maret naik 10 sen atau 0,59 persen, menjadi ditutup pada 16,949 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari menambahkan 5,3 dolar AS atau 0,56 persen, menjadi menetap di 944,8 dolar per ounce.

Sehari sebelumnya, harga emas berjangka naik karena para pedagang masih mengamati potensi kemajuan menuju kesepakatan perdagangan Amerika Serikat-China dan menunggu hasil pertemuan dua hari kebijakan moneter Federal Reserve (Fed).

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari menambahkan 3,2 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.464,9 dolar AS per ounce pada penutupan perdagangan Rabu (12/12/2019).
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019