Karateka Indonesia Rifki Ardiansyah Arrosyiid mengatakan, dirinya tampil sambil menahan nyeri di lutut ketika merebut medali perak SEA Games 2019 dari nomor kumite individual -60 kilogram putra, Minggu.
“Tadi menahan nyeri juga, masih mengganggu ketika bergerak dan masih sakit kalau ditekuk,” ujar Rifki seusai pertandingan di World Trade Center, Manila, Filipina.
Atlet berusia 21 tahun itu menyebut bahwa dirinya menderita cedera lutut sejak Januari 2019 dan sampai saat ini belum benar-benar pulih 100 persen.
Pengobatan dan pemulihan cedera membuat peraih medali emas kumite individual -60 kilogram putra Asian Games 2018 itu tidak maksimal dalam mempersiapkan diri untuk SEA Games 2019.
Baca juga: Indonesia tambah dua medali dari karate
Baca juga: Emas lompat jauh disabet Maria Londa
“Saya hanya mempersiapkan diri selama sekitar empat bulan untuk SEA Games 2019. Itu berbeda dengan Asian Games tahun lalu, di mana persiapan saya delapan bulan,” tutur pria yang juga prajurit TNI Angkatan Darat tersebut.
Pelatih kepala tim karate Indonesia Abdullah Kadir mengakui bahwa persiapan Rifki untuk SEA Games 2019 tidak maksimal karena cedera otot ACL yang membebatnya.
Bukan cuma fisik, kondisi itu juga membuat mental bertanding Rifki tidak maksimal.
“Soal mental ini sebenarnya tergantung pada sang atlet sendiri. Pelatih cuma bisa berpengaruh 40 persen,” tutur Abdullah.
Rifki Ardiansyah Arrosyiid mendapatkan medali perak SEA Games 2019 setelah ditaklukkan karateka Vietnam Nguyen Thanh Duy dengan skor 1-2 dalam partai final kumite individu -60 kilogram putra SEA Games 2019 di World Trade Center, Manila, Filipina, Minggu (8/12).
SEA Games 2019 menjadi momen perdana Rifki turun di nomor kumite individual putra Pesta Olahraga Asia Tenggara tersebut. Sebelumnya, pada SEA Games 2017, Rifki turun di nomor kumite beregu putra dan meraup medali emas.
Sampai Minggu (8/12), tim karate Indonesia sudah mengumpulkan dua medali emas, satu perak dan satu perunggu.
Medali emas datang dari Ahmad Zigi Zartesta serta Krisdia Aprilia dari nomor kata individual putra dan putri.
Perak disumbangkan oleh Rifki, sementara perunggu disumbangkan tim kata beregu putri yang diperkuat Anugerah Lucky, Dian Nababan dan Emilia Hanandyta
Indonesia berpotensi menambah medali emas dari karate karena di hari terakhir pada Senin (9/12), masih akan mempertandingkan nomor-nomor seperti kata beregu putra, kumite putri +61 kilogram, kumite putra -75 kilogram, kumite putra +75 putra.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019