Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali menggelar sosialisasi menangkal radikalisme dan intoleransi dengan lurah, kepala desa serta tokoh masyarakat sebagai pesertanya.

"Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total, dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada lewat kekerasan dan aksi yang ekstrem. Ciri-cirinya adalah, tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain, selalu merasa benar serta cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan," kata Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat membuka sosialisasi yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat, Rabu.

Ia mengatakan, Klungkung menjadi satu- satunya kabupaten di Bali yang mendapat penghargaan layak HAM sebanyak enam kali berturut- turut, yang berkaitan dengan komitmen pemerintah kabupaten tersebut mewujudkan keadilan bagi seluruh umat beragama, dan spirit Gema Santi sehingga terwujud toleransi antar umat beragama.

Meski demikian, ia mengajak semua pihak untuk tetap waspada di tengah perkembangan pariwisata dan teknologi, dimana akan hadir para pendatang dengan membawa ajaran dan ideologinya.

Para perbekel dan lurah, katanya, harus senantiasa mengantisipasi lingkungannya serta harus sensitif melihat situasi yang ada, serta mensosialisasikan hasil pertemuan hari ini di wilayah masing masing.

“Perangkat desa harus sensitif dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi di wilayah masing masing. Kuatkan adat dan budaya, serta kuatkan toleransi antar umat sehingga akan terjalin komunikasi yang baik dalam menangkal radikalisme," katanya.

Baca juga: Alissa Wahid: penguatan kebangsaan tangkal radikalisme

Kapolres Klungkung Ajun Komisaris Besar I Komang Sudana yang hadir dalam sosialisasi ini mengatakan, intolerasi bisa terjadi jika membesar-besarkan perbedaan, dan memunculkan fanatisme berlebihan.

Menurutnya, keamanan perlu dijaga untuk meningkatkan investasi di tengah perkembangan pariwisata, salah satunya dengan masyarakat bersama-sama menjaga persatuan dengan tidak menjadikan perbedaan sebagai timbulnya intoleransi.

“Perbedaan memang diciptakan untuk membuat kita saling menghargai dan menerima perbedaan satu sama lain baik dari segi adat, budaya dan agama. Saya selaku Kapolres Klungkung menyampaikan kepada para kepala desa, lurah atau camat selaku ujung tombak, agar membina warganya serta mengajak untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan di desanya dengan mendata dan mengetahui latar belakang para pendatang," katanya.

Ia juga mengatakan, aparat di segenap lapisan harus mengajak warganya untuk saling menghargai dan menerima perbedaan yang, serta tidak mudah terhasut oleh berita yang berpotensi menimbulkan perpecahan di masyarakat.

"Jika menemukan pihak-pihak yang berpotensi menimbulkan konflik, segera koordinasikan dengan Babinkamtibmas atau Babinsa yang ada di desanya guna mendapat tindak lanjut dari pihak terkait," katanya.

Baca juga: Wapres: ada bahan pembelajaran berunsur radikalisme

Ia juga mengingatkan, masyarakat agar lebih cerdas dalam menggunakan media sosial, karena seiring berkembangnya teknologi segala jenis informasi dapat disajikan langsung melalui internet, sehingga banyak pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan itu sebagai alat menyebarkan berita-berita bohong maupun isu Sara yang menimbulkan perpecahan.

Selain Bupati Suwirta dan Kapolres Sudana, sosialisasi ini juga dihadiri Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta.

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019