Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung, Bali, Wayan Adi Arnawa, meminta
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung dan sejumlah pihak terkait seperti camat, kepala desa dan lurah untuk melakukan upaya mengantisipasi bencana salah satunya dengan menetapkan peta rawan bencana.

"Kami minta tetapkan peta rawan bencana terutama banjir dan longsor untuk masing-masing desa dan masing-masing kecamatan," ujar Sekda Adi Arnawa saat memimpin rapat koordinasi persiapan musim hujan di Gedung Kriya Gosana, Pusat Pemerintahan Badung, Senin.

Selain itu, Sekda Adi Arnawa juga meminta BPBD Badung untuk memetakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh BPBD Badung.

"Hitung masyarakat yang tinggal di wilayah bencana, buat perencanaan yang matang serta lakukan apel kesiapsiagaan dan simulasi," ujarnya.

Dalam kegiatan yang diikuti sejumlah unsur terkait dalam penanganan bencana seperti, TNI, Polri, Palang Merah Indonesia, SAR dan Radio Antar Penduduk Indonesia itu, ia mengatakan, harus ada sinergi antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam penanggulangan bencana.

"Mudah-mudahan kegiatan ini dapat meningkatkan koordinasi antar Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemkab Badung dan dengan pihak-pihak terkait dalam penanganan kebencanaan," kata Sekda Adi Arnawa.

Baca juga: BPBD Bali: tidak ada bunyi sirine tsunami di Buleleng

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, Ni Nyoman Ermy Setiari mengatakan, kegiatan rapat koordinasi itu untuk menindaklanjuti informasi musim awal penghujan oleh BMKG dan Surat Kawat Mendagri tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Penghujan.

Surat Kepala BNPB No. B-1543/KA.BNPB/PK.03.02/10/2019 tentang Pengurangan Risiko Bencana dan Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Hujan 2019-2020 serta Surat Deputi Bidang Pencegahan BNPB tentang Himbauan Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Penghujan.

Ia menjelaskan, apabila terjadi kondisi kebencanaan di Indonesia termasuk di Kabupaten Badung, penanggulangan bencana tidak hanya dilakukan saat tanggap darurat.

"Ada tiga fase penanggulangan bencana yaitu, pra bencana, saat tanggap darurat dan pascabencana," katanya.

Ia mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, penekanan saat ini adalah lebih memfokuskan ke arah pengurangan resiko bencana.

"Selain itu penekanan juga terkait dilakukannya simulasi dan pelatihan kebencanaan secara berkala," ujar Ermy Setiari.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019