Peboling putra Afrika Selatan, Francois Louw dan peboling putri Australia, Rebecca Whiting, berhasil menjadi juara 55th QubicaAMF World Cup 2019 Palembang, Sabtu usai menyingkirkan wakil dari 76 negara peserta.
Francois Louw yang selama babak kualifikasi terus memimpin klasemen, menjadi juara usai mengandaskan peboling tuan rumah Indonesia, Ryan Leonard Lalisang pada babak final dengan skor 237 - 202. Ia mencatatkan total poin 8.715.
"Saya sudah empat kali mengikuti QubicaAMF World Cup dan hari ini adalah capaian terbaik saya dengan gelar juara untuk pertama kalinya," kata Francois Louw usai menerima trofi juara di Venue Jakabaring Palembang.
Meski tampak melaju mulus dan memimpin klasemen selama babak kualifikasi, namun ia mulai tertekan saat melakoni babak delapan besar karena jarak poin semakin menipis, pada akhirnya ia beruntung dapat menempati peringkat ke empat dengan poin 8.805, terpaut delapan poin di bawah peboling tuan rumah.
Pada babak empat besar Louw harus menghadapi peboling Jerman, Oliver Morig dan ia berhasil mengoleksi 262 poin dalam 10 lemparannya ketika Oliver hanya bisa mengumpulkan 196 poin.
Baca juga: Ryan Lalisang harus puas di posisi dua QubicaAMF Bowling World Cup
Saat babak final, Francois harus menghadapi Ryan Leonard yang tampil dengan dukungan penuh tuan rumah. Akan tetapi ia tampak tidak terbeban dengan hal itu dan mampu mengendalikan ketenangannya, ekspresinya cenderung datar ketika Ryan terus-menerus menyapu bersih pin yang membuat jarak poin terus menipis.
Barulah pada lemparan terakhir ia bisa mengangkat kedua tangannya usai memastikan diri mengandaskan Ryan dengan skor 237 - 202 dengan jarak poin 8.715 - 8.638.
"Saya melempar sesempurna mungkin meski sebetulnya tidak mudah karena di belakang saya berkumpul pendukung Ryan," kata Francois, ia menjadi peboling Afrika Selatan kedua yang menjuarai QubicaAMF Wolrd Cup setelah Anne Jobs merengkuh gelar tersebut pada gelaran 1994 di sektor putri.
Baca juga: Tim Boling Indonesia Pelatnas
Sementara itu peboling asal Australia, Rebecca Whiting juga berhasil meraih gelar juara usai mengandaskan peboling Republik Dominika peraih dua kali juara QubicaAMF (2010/2011), Aumi Guerra dengan skor 172 - 162.
Rebecca lolos babak 24 besar dengan posisi tidak begitu baik. Ia hanya menempati peringkat ke sembilan dengan poin 4.752, namun Rebecca bisa lanjut ke delapan besar berkat perolehan 6.495 poin di posisi ke empat membuntuti peboling USA, Kenny Kulick yang sejak awal memimpin klasmen.
Rebecca Whiting tembus lagi ke empat besar berkat koleksi 8.295 poin dan berada di posisi tiga yang membuatnya harus menghadapi peboling Malaysia, Natasha Roslan pada babak semifinal.
Peluangya menjadi juara semakin terbuka lebar usai mengalahkan Natasha Roslan dengan skor 199 -176. Sementara Kelly Kulick akhirnya harus tersingkir karena kalah tipis dari Aumi Guerra 194 - 179, kekalahan itu membuat peboling asal Amerika Serikat ini gagal mempertahankan gelar juaranya.
Di babak final Rebecca harus menghadapi Aumi Guerra, keduanya sama-sama menunjukkan performa terbaik walau terlihat agak kelelahan, tetapi Rebecca jauh lebih bisa tenang hingga memimpin dengan skor tipis 172 - 162.
"Ini gelar juara QubicaAMF pertama saya untuk kategori putri dan tidak mudah mendapatkannya karena ini adalah turnamen yang panjang," kata Rebecca.
Ia mengakui memang sempat tertekan di awal kualifikasi, namun ia cepat mengevaluasi lemparan gim per gim sehingga bisa mengumpulkan poin penuh pada tiap babak kualifikasi.
Rebecca sudah empat kali mengikuti QubicaAMF World Cup sejak 2016. Ia enjadi peboling putri Australia keenam yang merengkuh gelar juara QubicaAMF World Cup setelah Ann Maree Putney (2007), Amanda Bradlay (1999), Maxine Nabie (1998), Cara Honeycruch (1996) dan Jeanette Baker (1982-1983).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Francois Louw yang selama babak kualifikasi terus memimpin klasemen, menjadi juara usai mengandaskan peboling tuan rumah Indonesia, Ryan Leonard Lalisang pada babak final dengan skor 237 - 202. Ia mencatatkan total poin 8.715.
"Saya sudah empat kali mengikuti QubicaAMF World Cup dan hari ini adalah capaian terbaik saya dengan gelar juara untuk pertama kalinya," kata Francois Louw usai menerima trofi juara di Venue Jakabaring Palembang.
Meski tampak melaju mulus dan memimpin klasemen selama babak kualifikasi, namun ia mulai tertekan saat melakoni babak delapan besar karena jarak poin semakin menipis, pada akhirnya ia beruntung dapat menempati peringkat ke empat dengan poin 8.805, terpaut delapan poin di bawah peboling tuan rumah.
Pada babak empat besar Louw harus menghadapi peboling Jerman, Oliver Morig dan ia berhasil mengoleksi 262 poin dalam 10 lemparannya ketika Oliver hanya bisa mengumpulkan 196 poin.
Baca juga: Ryan Lalisang harus puas di posisi dua QubicaAMF Bowling World Cup
Saat babak final, Francois harus menghadapi Ryan Leonard yang tampil dengan dukungan penuh tuan rumah. Akan tetapi ia tampak tidak terbeban dengan hal itu dan mampu mengendalikan ketenangannya, ekspresinya cenderung datar ketika Ryan terus-menerus menyapu bersih pin yang membuat jarak poin terus menipis.
Barulah pada lemparan terakhir ia bisa mengangkat kedua tangannya usai memastikan diri mengandaskan Ryan dengan skor 237 - 202 dengan jarak poin 8.715 - 8.638.
"Saya melempar sesempurna mungkin meski sebetulnya tidak mudah karena di belakang saya berkumpul pendukung Ryan," kata Francois, ia menjadi peboling Afrika Selatan kedua yang menjuarai QubicaAMF Wolrd Cup setelah Anne Jobs merengkuh gelar tersebut pada gelaran 1994 di sektor putri.
Baca juga: Tim Boling Indonesia Pelatnas
Sementara itu peboling asal Australia, Rebecca Whiting juga berhasil meraih gelar juara usai mengandaskan peboling Republik Dominika peraih dua kali juara QubicaAMF (2010/2011), Aumi Guerra dengan skor 172 - 162.
Rebecca lolos babak 24 besar dengan posisi tidak begitu baik. Ia hanya menempati peringkat ke sembilan dengan poin 4.752, namun Rebecca bisa lanjut ke delapan besar berkat perolehan 6.495 poin di posisi ke empat membuntuti peboling USA, Kenny Kulick yang sejak awal memimpin klasmen.
Rebecca Whiting tembus lagi ke empat besar berkat koleksi 8.295 poin dan berada di posisi tiga yang membuatnya harus menghadapi peboling Malaysia, Natasha Roslan pada babak semifinal.
Peluangya menjadi juara semakin terbuka lebar usai mengalahkan Natasha Roslan dengan skor 199 -176. Sementara Kelly Kulick akhirnya harus tersingkir karena kalah tipis dari Aumi Guerra 194 - 179, kekalahan itu membuat peboling asal Amerika Serikat ini gagal mempertahankan gelar juaranya.
Di babak final Rebecca harus menghadapi Aumi Guerra, keduanya sama-sama menunjukkan performa terbaik walau terlihat agak kelelahan, tetapi Rebecca jauh lebih bisa tenang hingga memimpin dengan skor tipis 172 - 162.
"Ini gelar juara QubicaAMF pertama saya untuk kategori putri dan tidak mudah mendapatkannya karena ini adalah turnamen yang panjang," kata Rebecca.
Ia mengakui memang sempat tertekan di awal kualifikasi, namun ia cepat mengevaluasi lemparan gim per gim sehingga bisa mengumpulkan poin penuh pada tiap babak kualifikasi.
Rebecca sudah empat kali mengikuti QubicaAMF World Cup sejak 2016. Ia enjadi peboling putri Australia keenam yang merengkuh gelar juara QubicaAMF World Cup setelah Ann Maree Putney (2007), Amanda Bradlay (1999), Maxine Nabie (1998), Cara Honeycruch (1996) dan Jeanette Baker (1982-1983).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019