Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Bali menyelenggarakan "Workshop Story Telling" tentang destinasi perkotaan dengan harapan peserta bisa mengembangkan narasi tentang suatu objek wisata.

Kepala Bagian Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Denpasar I Wayan Hendaryana di Denpasar, Sabtu, mengatakan lokakarya tersebut bekerja sama dengan para narasumber praktisi, akademisi, dan media untuk mengangkat suatu kawasan melalui cerita dan dongeng, serta narasi dengan perspektif yang berbeda-beda.

"Tujuan kami ingin mendapatkan ide, kreatif, gagasan dan perspektif yang berbeda dari siswa SMA/SMK dan mahasiswa yang ikut terlibat dalam 'Workshop Story Telling'. Mengingat lokakarya tersebut adalah suatu penyampaian cerita, promosi 'branding' untuk kawasan, sebuah benda yang nantinya bisa menggugah masyarakat dengan gaya bahasa yang mereka miliki," kata dia.

Kegiatan yang melibatkan puluhan siswa tingkat SMA/SMK dan perguruan tinggi menghadirkan narasumber dari akademisi, praktisi, dan media, antara lain Prof Dr. Darma Putra, Ananta Wijaya, Made Sujaya, Juniarta, Marlo Bandem, dan Marmar Herayukti.

Hendaryana menambahkan lokakarya selama selama dua hari. Pada hari pertama digelar di Inna Bali Heritage yang membahas terkait dengan konsep "story telling" dan bagaimana menyajikannya.

"Kami tidak terpaku pada konsep saja, tapi kami melakukan praktik langsung di lapangan. Bagaimana menemui orang-orang yang tahu kawasan heritage Gajah Mada itu. Jadi dari sana mereka menggali secara langsung dan menuangkannya dalam perspektif dan ide gagasan secara bahasa mereka sendiri," ujarnya.

Setelah lokakarya, kata dia, para peserta diberikan waktu untuk menyiapkan hasil kegiatan itu agar bisa digunakan secara berkelanjutan dan dituangkan dalam visual dan narasi, termasuk bagaimana mereka menangkap kawasan heritage Gajah Mada itu sesuai imajinasi mereka dari narasumber di kawasan itu.

Seorang praktisi, Marlo Bandem, menyatakan lokakarya berkaitan dengan kawasan heritage Gajah Mada yang sesungguhnya bercermin dari program pemkot terkait dengan revitalisasi kawasan itu.

"Memang perlu ada upaya atau menghasilkan cerita-cerita kekinian yang bersumber dari apa yang kita miliki terdahulu. Kami ingin menghadirkan wacana atau hal baru tentang pengisahan, baik itu lisan maupun tertulis yang dinamakan 'story nomic'. Jadi bagaimana kita berhasil menggarap sebuah kisah nilai-nilai seni dan budaya yang meriah pangsa pasar yang luas. Nanti didorong untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik, serta investor di kawasan heritage Gajah Mada," kata Hendrayana.

Seorang peserta, Wulan dari SMAN 4 Denpasar, mengaku dengan kegiatan itu bisa tahu sisi pembangunan Denpasar yang sudah ada, serta nantinya bisa disebarluaskan tentang apa yang didapat.

"Kawasan heritage Gajah Mada Denpasar sangat berpotensi ke depannya untuk meningkatkan pariwisata," ujarnya.

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019