Kementerian Perdagangan akan membawa sarang burung walet sebagai salah satu komoditas unggulan China International Import Expo atau Pameran Impor Internasional China (CIIE) di Shanghai pada 5-10 November 2019.
"Sarang burung walet itu akan kami dorong karena yang punya cuma kita, dan sarang burung walet adalah salah satu sumber makanan yang istimewa," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan Dody Edward di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, China merupakan pasar yang cukup menjanjikan untuk mengekspor sarang burung walet mengingat jumlah penduduknya yang cukup besar mencapai sekitar dua miliar jiwa.
"Ibaratnya kalau ada satu produk biskuit yang ditumpuk setinggi Gunung Himalaya pasti akan habis, demand China sangat besar dan kami ingin manfaatkan itu. Apalagi, hubungan China dengan RI sangat baik," katanya.
Selain itu, lanjut Dody, pihaknya juga akan membawa komoditas unggulan lainnya yakni minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya dalam pameran perdagangan di China itu.
"Kami akui, CPO kita ini luar biasa harganya, sangat kompetitif karena ke depan akan menjadi salah satu sumber energi baru terbarukan. Dan ini yang didorong oleh pemerintah supaya CPO kita sustain," ucapnya.
Dody mengatakan Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia dengan total perdagangan pada 2018 mencapai 72,7 miliar dolar AS.
Sementara pada Januari-Agustus 2019, tercatat total perdagangan kedua negara sebesar 45,9 miliar dolar AS.
"Produk utama ekspor nonmigas Indonesia ke China di antaranya batu bara, minyak kelapa sawit dan turunannya, bubur kayu kimia, feronikel, dan konsentrat," paparnya.
Dalam ajang CIIE itu, nantinya sebanyak 17 perusahaan nasional akan berpartisipasi dengan menampilkan produk kelapa sawit, kopi, teh, sarang burung walet, makanan dan minuman, aneka bumbu, biofuel, dan biji plast
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Sarang burung walet itu akan kami dorong karena yang punya cuma kita, dan sarang burung walet adalah salah satu sumber makanan yang istimewa," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan Dody Edward di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, China merupakan pasar yang cukup menjanjikan untuk mengekspor sarang burung walet mengingat jumlah penduduknya yang cukup besar mencapai sekitar dua miliar jiwa.
"Ibaratnya kalau ada satu produk biskuit yang ditumpuk setinggi Gunung Himalaya pasti akan habis, demand China sangat besar dan kami ingin manfaatkan itu. Apalagi, hubungan China dengan RI sangat baik," katanya.
Selain itu, lanjut Dody, pihaknya juga akan membawa komoditas unggulan lainnya yakni minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya dalam pameran perdagangan di China itu.
"Kami akui, CPO kita ini luar biasa harganya, sangat kompetitif karena ke depan akan menjadi salah satu sumber energi baru terbarukan. Dan ini yang didorong oleh pemerintah supaya CPO kita sustain," ucapnya.
Dody mengatakan Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia dengan total perdagangan pada 2018 mencapai 72,7 miliar dolar AS.
Sementara pada Januari-Agustus 2019, tercatat total perdagangan kedua negara sebesar 45,9 miliar dolar AS.
"Produk utama ekspor nonmigas Indonesia ke China di antaranya batu bara, minyak kelapa sawit dan turunannya, bubur kayu kimia, feronikel, dan konsentrat," paparnya.
Dalam ajang CIIE itu, nantinya sebanyak 17 perusahaan nasional akan berpartisipasi dengan menampilkan produk kelapa sawit, kopi, teh, sarang burung walet, makanan dan minuman, aneka bumbu, biofuel, dan biji plast
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019