Seorang pengungsi di Ambon, Maluku, secara khusus meminta terpal baru kepada Presiden Joko Widodo karena terpal yang ada untuk menutup tenda sudah mulai sobek setelah digunakan selama lebih dari sebulan sejak gempa bumi magnitudo 6,5 melanda wilayah, 26 September lalu.
“Kendala yang kami dapat di lapangan sudah satu bulan tiga hari, tenda sudah sobek, kami butuh yang baru juga air bersih dan dapur umum ditambah,” kata seorang pengungsi saat berdialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Posko Pengungsian Kota Ambon, Selasa.
Usulan yang disampaikan seorang perempuan yang tidak menyebutkan namanya itu mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari hadirin.
Presiden pun seketika merespons dan menjawab bahwa persediaan terpal dan tenda baru masih banyak sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. “Tapi kita akan bangun fasilitas yang rusak sesegera mungkin,” katanya.
Presiden juga mengatakan ganti rugi kepada masyarakat yang tempat tinggalnya rusak karena gempa juga akan diberikan segera dengan jumlah yang telah ditetapkan atau sama dengan daerah lain yang pernah tertimpa bencana.
Baca juga: Pengungsi pascagempa di Ambon capai 95.256 jiwa
Seorang dosen dari Universitas Darussalam, Kota Ambon meminta agar fasilitas masjid di kompleks kampus diperbaiki karena rusak parah akibat gempa yang terjadi pada 26 September 2019.
Selain itu, ia juga ingin agar universitas tersebut dinegerikan karena selama ini sudah mendapatkan sambutan yang positif dari masyarakat.
Presiden Jokowi merespons pertanyaan itu dengan langsung menginstruksikan kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang mendampingi Presiden pada kesempatan itu bersama sejumlah pejabat yang lain termasuk Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala BNPB Doni Monardo.
“Tolong nanti berkas-berkasnya sampaikan ke saya, ini belum tentu dikabulkan, saya baru minta berkasnya, inSya Alloh nanti segera ditindaklanjuti,” kata Presiden Jokowi sambil tersenyum.
Pada kesempatan itu, Presiden berdialog dengan masyarakat yang masih mengungsi akibat gempa kedalaman 10 kilometer magnitudo 6,5 yang mengguncang wilayah Maluku.
Sekitar lebih dari satu jam, Presiden Jokowi dan rombongan berada di lokasi pengungsian yang terletak di Kompleks Universitas Darussalam. Sambutan masyarakat sangat antusias mereka berusaha mendekat ke Presiden bahkan anak-anak yang berada di tenda trauma healing tak berhenti bernyanyi menyambut Presiden.
Baca juga: BNPB: 1.359 gempa susulan guncang Maluku
Di sepanjang jalan menuju posko pengungsian masyarakat berkumpul di sisi jalan untuk menyambut kedatangan Presiden, mereka berteriak, melambaikan tangan, dan sebagian mengabadikan konvoi mobil Presiden dengan kamera ponsel.
Presiden kemudian menuju ke Bandara Pattimura Kota Ambon untuk kemudian lepas landas menuju Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
Setibanya di Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri, Kota Palu, Presiden Jokowi diagendakan menuju Kecamatan Tatanga untuk meninjau lokasi hunian tetap Duyu.
Pada siang harinya, Presiden Jokowi akan meninjau lokasi hunian tetap Tondo di Kecamatan Mantikurore. Presiden Jokowi dan Ibu Iriana dijadwalkan kembali ke Jakarta pada sore harinya.
Baca juga: Gempa bermagnitudo 5,2 landa Pulau Ambon
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
“Kendala yang kami dapat di lapangan sudah satu bulan tiga hari, tenda sudah sobek, kami butuh yang baru juga air bersih dan dapur umum ditambah,” kata seorang pengungsi saat berdialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Posko Pengungsian Kota Ambon, Selasa.
Usulan yang disampaikan seorang perempuan yang tidak menyebutkan namanya itu mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari hadirin.
Presiden pun seketika merespons dan menjawab bahwa persediaan terpal dan tenda baru masih banyak sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. “Tapi kita akan bangun fasilitas yang rusak sesegera mungkin,” katanya.
Presiden juga mengatakan ganti rugi kepada masyarakat yang tempat tinggalnya rusak karena gempa juga akan diberikan segera dengan jumlah yang telah ditetapkan atau sama dengan daerah lain yang pernah tertimpa bencana.
Baca juga: Pengungsi pascagempa di Ambon capai 95.256 jiwa
Seorang dosen dari Universitas Darussalam, Kota Ambon meminta agar fasilitas masjid di kompleks kampus diperbaiki karena rusak parah akibat gempa yang terjadi pada 26 September 2019.
Selain itu, ia juga ingin agar universitas tersebut dinegerikan karena selama ini sudah mendapatkan sambutan yang positif dari masyarakat.
Presiden Jokowi merespons pertanyaan itu dengan langsung menginstruksikan kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang mendampingi Presiden pada kesempatan itu bersama sejumlah pejabat yang lain termasuk Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala BNPB Doni Monardo.
“Tolong nanti berkas-berkasnya sampaikan ke saya, ini belum tentu dikabulkan, saya baru minta berkasnya, inSya Alloh nanti segera ditindaklanjuti,” kata Presiden Jokowi sambil tersenyum.
Pada kesempatan itu, Presiden berdialog dengan masyarakat yang masih mengungsi akibat gempa kedalaman 10 kilometer magnitudo 6,5 yang mengguncang wilayah Maluku.
Sekitar lebih dari satu jam, Presiden Jokowi dan rombongan berada di lokasi pengungsian yang terletak di Kompleks Universitas Darussalam. Sambutan masyarakat sangat antusias mereka berusaha mendekat ke Presiden bahkan anak-anak yang berada di tenda trauma healing tak berhenti bernyanyi menyambut Presiden.
Baca juga: BNPB: 1.359 gempa susulan guncang Maluku
Di sepanjang jalan menuju posko pengungsian masyarakat berkumpul di sisi jalan untuk menyambut kedatangan Presiden, mereka berteriak, melambaikan tangan, dan sebagian mengabadikan konvoi mobil Presiden dengan kamera ponsel.
Presiden kemudian menuju ke Bandara Pattimura Kota Ambon untuk kemudian lepas landas menuju Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
Setibanya di Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri, Kota Palu, Presiden Jokowi diagendakan menuju Kecamatan Tatanga untuk meninjau lokasi hunian tetap Duyu.
Pada siang harinya, Presiden Jokowi akan meninjau lokasi hunian tetap Tondo di Kecamatan Mantikurore. Presiden Jokowi dan Ibu Iriana dijadwalkan kembali ke Jakarta pada sore harinya.
Baca juga: Gempa bermagnitudo 5,2 landa Pulau Ambon
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019