Petarung harapan Indonesia Eko Roni Saputra membuktikan janjinya dengan meraih kemenangan cepat atas petarung Filipina Kaji Ebin pada kejuaraan tarung bebas One Championship di Istora Senayan, Jakarta, Jumat.
Meski meraih kemenangan perdana, petarung asal Kalimantan Timur itu mengaku tidak puas karena belum mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Eko Roni hanya membutuhkan waktu di bawah satu menit karena pertarungan harus dihentikan wasit.
Lawan Eko Roni mengalami cedera bahu kanan setelah pukulannya mampu ditangkis oleh petarung Indonesia. Kaji Ebin langsung kesakitan dan wasit langsung memisah kedua petarung. Melihat kondisi petarung asal Filipina tersebut, wasit langsung menghentikan pertarungan.
Baca juga: Dua petarung muda Indonesia raih kemenangan
"Terus terang kurang puas karena saya ingin membuktikan hasil latihan yang selama ini saya lakukan. Permainan yang terlalu cepat. Yang jelas kemenangan ini sangat penting untuk karir saya ke depan," kata mantan pegulat nasional Indonesia itu.
Bagi petarung yang berlatih di Singapura itu, kemenangan di Jakarta adalah yang pertama di One Championship karena pada laga debutnya di Filipina sebelumnya harus menelan kekalahan. Kemenangan ini diharapkan menjadi pijakan untuk melangkah ke fase berikutnya.
"Saya bersyukur dengan kemenangan ini. Setelah ini saya akan kembali berlatih di Singapura. Saya sadar untuk selanjutnya bakal lebih berat. Di kelas saya banyak lawan yang bagus," kata petarung kelas terbang itu.
Baca juga: Petarung Jonathan Haggerty bertekad copot gelar petarung legendaris Thailand
Mantan tukang foto kopi ini juga menyadari jika untuk menjadi yang terbaik butuh kerja keras. Untuk itu dirinya berkumpul dengan para juara pada sebuah sasana di Singapura. Eko mengaku sistem latihan di sana sangat bagus karena ditangani secara profesional.
"Dulu saya hanya bisa gulat, sekarang tinju, kick boxing, muay thai harus saya pelajari. Dan sekarang mulai ada hasilnya," kata bapak anak satu tersebut.
Eko Roni bisa katakan sebagai petarung harapan Indonesia karena petarung lain masih kurang maksimal. Selain Eko ada Stefer Rahardian, Adrian Mattheis dan Priscilla Lumban Gaol.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Meski meraih kemenangan perdana, petarung asal Kalimantan Timur itu mengaku tidak puas karena belum mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Eko Roni hanya membutuhkan waktu di bawah satu menit karena pertarungan harus dihentikan wasit.
Lawan Eko Roni mengalami cedera bahu kanan setelah pukulannya mampu ditangkis oleh petarung Indonesia. Kaji Ebin langsung kesakitan dan wasit langsung memisah kedua petarung. Melihat kondisi petarung asal Filipina tersebut, wasit langsung menghentikan pertarungan.
Baca juga: Dua petarung muda Indonesia raih kemenangan
"Terus terang kurang puas karena saya ingin membuktikan hasil latihan yang selama ini saya lakukan. Permainan yang terlalu cepat. Yang jelas kemenangan ini sangat penting untuk karir saya ke depan," kata mantan pegulat nasional Indonesia itu.
Bagi petarung yang berlatih di Singapura itu, kemenangan di Jakarta adalah yang pertama di One Championship karena pada laga debutnya di Filipina sebelumnya harus menelan kekalahan. Kemenangan ini diharapkan menjadi pijakan untuk melangkah ke fase berikutnya.
"Saya bersyukur dengan kemenangan ini. Setelah ini saya akan kembali berlatih di Singapura. Saya sadar untuk selanjutnya bakal lebih berat. Di kelas saya banyak lawan yang bagus," kata petarung kelas terbang itu.
Baca juga: Petarung Jonathan Haggerty bertekad copot gelar petarung legendaris Thailand
Mantan tukang foto kopi ini juga menyadari jika untuk menjadi yang terbaik butuh kerja keras. Untuk itu dirinya berkumpul dengan para juara pada sebuah sasana di Singapura. Eko mengaku sistem latihan di sana sangat bagus karena ditangani secara profesional.
"Dulu saya hanya bisa gulat, sekarang tinju, kick boxing, muay thai harus saya pelajari. Dan sekarang mulai ada hasilnya," kata bapak anak satu tersebut.
Eko Roni bisa katakan sebagai petarung harapan Indonesia karena petarung lain masih kurang maksimal. Selain Eko ada Stefer Rahardian, Adrian Mattheis dan Priscilla Lumban Gaol.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019