Pengurus Besar Ikatan Sport Indonesia (PB ISSI) kecewa dengan keputusan KONI dan PB PON yang tidak mempertandingkan cabang olahraga olimpiade yaitu balap sepeda pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua.
"Kecewa jelas. Kami menyebut ini diskriminasi cabang olimpik," kata Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, pihaknya selama ini tidak banyak diajak untuk membahas kendala maupun tantangan yang dihadapi oleh Papua sebagai tuan rumah terkait persiapan pelaksanaan maupun lokasi pertandingan khususnya cabang balap sepeda.
Baca juga: Tim Belanda nyatakan datang untuk menang
Padahal, pria yang akrab dipanggil Okto itu mengatakan jika komunikasi sangat penting dilakukan. Jika permasalahan menyangkut pembangunan lokasi pertandingan, kata dia, sebenarnya ada beberapa solusi untuk mengatasinya.
"Untuk lokasi pertandingan, Ketua ISSI Pengprov Papua sudah melapor ke saya bahwa siap untuk membangun khususnya untuk BMX. Lokasinya di Keerom. Tapi kondisi sekarang sudah berbeda. Balap sepeda dicoret dan tidak dipertandingkan," katanya menambahkan.
Pria yang juga Ketua Komite Olimpiade Indonesia itu menyebut tidak dipertandingkan balap sepeda pada PON 2020 bisa berpengaruh dengan rantai olahraga yang harus dilakukan secara berkaitan. Apalagi Pra PON Papua untuk balap sepeda juga sudah digelar.
"Kami menilai PB PON tidak mengerti jika balap sepeda sangat penting untuk prestasi dunia," kata pria yang juga seorang promotor tinju profesional itu.
Balap sepeda, kata Okto, saat ini terus berkembang dalam hal prestasi. Untuk level SEA Games medali emas mampu dipersembahkan dari disiplin BMX. Begitu juga pada level Asian Games. Emas mampu diraih dari disiplin MTB (downhill).
"Dari Asian Para Games juga mampu mempersembahkan medali emas. Makanya kami cukup kecewa dengan keputusan yang ada," kata pria yang belum mendapatkan persetujuan mundur dari Ketua Umum PB ISSI itu.
Sebelumnya Ketua KONI Pusat Marciano Norman meneken Surat Keputusan (SK) terkait cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020.
SK Penyempurnaan Penetapan Cabang Olahraga, Nomor Pertandingan, dan Kuota Atlet Setiap Cabang Olahraga PON 2020 itu ditandatangani oleh Marciano Norman bersama Gubernur Papua Lukas Enembe pada Jumat (11/10) .
Baca juga: Klasemen hingga etape keempat BRI Tour d'Indonesia
Turut mendampingi keduanya adalah perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta para pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Papua.
Dalam SK tersebut ditetapkan 37 cabang olahraga dari 47 cabang dari rencana sebelumnya, 56 disiplin cabang olahraga, 679 nomor pertandingan/perlombaan, dan kuota atlet sebanyak 6.442 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kecewa jelas. Kami menyebut ini diskriminasi cabang olimpik," kata Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, pihaknya selama ini tidak banyak diajak untuk membahas kendala maupun tantangan yang dihadapi oleh Papua sebagai tuan rumah terkait persiapan pelaksanaan maupun lokasi pertandingan khususnya cabang balap sepeda.
Baca juga: Tim Belanda nyatakan datang untuk menang
Padahal, pria yang akrab dipanggil Okto itu mengatakan jika komunikasi sangat penting dilakukan. Jika permasalahan menyangkut pembangunan lokasi pertandingan, kata dia, sebenarnya ada beberapa solusi untuk mengatasinya.
"Untuk lokasi pertandingan, Ketua ISSI Pengprov Papua sudah melapor ke saya bahwa siap untuk membangun khususnya untuk BMX. Lokasinya di Keerom. Tapi kondisi sekarang sudah berbeda. Balap sepeda dicoret dan tidak dipertandingkan," katanya menambahkan.
Pria yang juga Ketua Komite Olimpiade Indonesia itu menyebut tidak dipertandingkan balap sepeda pada PON 2020 bisa berpengaruh dengan rantai olahraga yang harus dilakukan secara berkaitan. Apalagi Pra PON Papua untuk balap sepeda juga sudah digelar.
"Kami menilai PB PON tidak mengerti jika balap sepeda sangat penting untuk prestasi dunia," kata pria yang juga seorang promotor tinju profesional itu.
Balap sepeda, kata Okto, saat ini terus berkembang dalam hal prestasi. Untuk level SEA Games medali emas mampu dipersembahkan dari disiplin BMX. Begitu juga pada level Asian Games. Emas mampu diraih dari disiplin MTB (downhill).
"Dari Asian Para Games juga mampu mempersembahkan medali emas. Makanya kami cukup kecewa dengan keputusan yang ada," kata pria yang belum mendapatkan persetujuan mundur dari Ketua Umum PB ISSI itu.
Sebelumnya Ketua KONI Pusat Marciano Norman meneken Surat Keputusan (SK) terkait cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020.
SK Penyempurnaan Penetapan Cabang Olahraga, Nomor Pertandingan, dan Kuota Atlet Setiap Cabang Olahraga PON 2020 itu ditandatangani oleh Marciano Norman bersama Gubernur Papua Lukas Enembe pada Jumat (11/10) .
Baca juga: Klasemen hingga etape keempat BRI Tour d'Indonesia
Turut mendampingi keduanya adalah perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta para pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Papua.
Dalam SK tersebut ditetapkan 37 cabang olahraga dari 47 cabang dari rencana sebelumnya, 56 disiplin cabang olahraga, 679 nomor pertandingan/perlombaan, dan kuota atlet sebanyak 6.442 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019