Gempa beruntun yang mengguncang kota Ambon, Kamis siang menimbulkan kepanikan dan trauma masyarakat Kota Ambon, sehingga sebagai besar memilih mengungsikan diri ke kawasan pegunungan di sekitar ibu kota provinsi Maluku itu.
Pemantauan di lapangan, melaporkan, ribuan warga dengan menggunakan kendaraan bermotor maupun berjalan kaki menuju kawasan Kudamati dan Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe, untuk menyelamatkan diri karena daerahnya tergolong tinggi.
Serangkaian gempa beruntun tersebut dipicu gempa bermagnitudo 5,2 pada pukul 13.39.44 WIT dan berpusat di 3,57 Lintang Selatan (LS) dan dan 128,26 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 16 Km arah Timur Laut Kota Ambon, pada kedalaman 10 km.
Suasana kepanikan akibat diguncang gempa beruntun membuat warga tidak sabar dan saling berebutan untuk mencapai wilayah tinggi, sehingga menimbulkan kemacetan arus lalu lintas di hampir semua wilayah pusat Kota Ambon.
Baca juga: Gempa bermagnitudo 5,2 landa Pulau Ambon
Beberapa orang ibu, terlihat berjalan terburu-buru sambil menangis karena mengkhawatirkan anak-anak mereka yang sedang bersekolah maupun kuliah.
"Saya tadi pagi sudah melarang anak saya untuk tidak ke kampus dulu di kawasan Poka, Kecamatan Teluk Ambon, menyusul gempa tadi pagi, tetapi dia tetap memaksakan diri untuk pergi. Sekarang kondisi panik begini saya sulit menghubungi anak saya," ujar Ny. Betty.
Gempa beruntun tersebut membuat warga yang sedang beraktivitas di kantor maupun siswa sekolah berlarian ke luar dan memilih menyelamatkan diri masing-masing ke lokasi aman.
"Beta (saya) deng (dengan) tamang-tamang (teman-teman) mengungsi ke Kudamati dulu. Nanti setelah suasana aman baru pulang ke rumah," kata Michael, siswa SMP Negeri 19 Talake, Kecamatan Nusaniwe.
BMKG mencatat hingga Kamis siang pukul 14.05 WIT terjadi delapan aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M=4,6.
Baca juga: Presiden kirim bantuan ke Ambon-Wamena
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Pemantauan di lapangan, melaporkan, ribuan warga dengan menggunakan kendaraan bermotor maupun berjalan kaki menuju kawasan Kudamati dan Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe, untuk menyelamatkan diri karena daerahnya tergolong tinggi.
Serangkaian gempa beruntun tersebut dipicu gempa bermagnitudo 5,2 pada pukul 13.39.44 WIT dan berpusat di 3,57 Lintang Selatan (LS) dan dan 128,26 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 16 Km arah Timur Laut Kota Ambon, pada kedalaman 10 km.
Suasana kepanikan akibat diguncang gempa beruntun membuat warga tidak sabar dan saling berebutan untuk mencapai wilayah tinggi, sehingga menimbulkan kemacetan arus lalu lintas di hampir semua wilayah pusat Kota Ambon.
Baca juga: Gempa bermagnitudo 5,2 landa Pulau Ambon
Beberapa orang ibu, terlihat berjalan terburu-buru sambil menangis karena mengkhawatirkan anak-anak mereka yang sedang bersekolah maupun kuliah.
"Saya tadi pagi sudah melarang anak saya untuk tidak ke kampus dulu di kawasan Poka, Kecamatan Teluk Ambon, menyusul gempa tadi pagi, tetapi dia tetap memaksakan diri untuk pergi. Sekarang kondisi panik begini saya sulit menghubungi anak saya," ujar Ny. Betty.
Gempa beruntun tersebut membuat warga yang sedang beraktivitas di kantor maupun siswa sekolah berlarian ke luar dan memilih menyelamatkan diri masing-masing ke lokasi aman.
"Beta (saya) deng (dengan) tamang-tamang (teman-teman) mengungsi ke Kudamati dulu. Nanti setelah suasana aman baru pulang ke rumah," kata Michael, siswa SMP Negeri 19 Talake, Kecamatan Nusaniwe.
BMKG mencatat hingga Kamis siang pukul 14.05 WIT terjadi delapan aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M=4,6.
Baca juga: Presiden kirim bantuan ke Ambon-Wamena
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019