Masyarakat Kabupaten Tabanan, Bali, melakukan kegiatan bersih sampah bersama sebagai bagian dari Gerakan sosial bertajuk #KurangiResiko yang konsisten dijalankan untuk turut berkontribusi dalam memberikan solusi bagi isu lingkungan dan kesehatan dan mewujudkan Bali Bersih.
"Gerakan ini sekaligus mendukung Pemprov Bali dalam menjaga keharmonisan dan keseimbangan lingkungan hidup sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Pemprov Bali perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak agar tujuan Bali Bersih dapat tercapai," ujar Vokalis kelompok musik Navicula, Gede Robi Supriyanto, di Tabanan, Sabtu (28/9).
Polusi sampah plastik merupakan salah satu permasalahan yang sedang menerima penanganan serius dari berbagai pihak di Bali. Sampah plastik, dapat mencemari sejumlah kawasan pariwisata yang menjadi sektor andalan Pulau Dewata.
Selain mengotori alam Bali, sampah plastik membutuhkan waktu yang lama untuk terurai. Untuk itu, gerakan sosial #KurangiResiko, mengajak seluruh elemen masyarakat mengurangi penggunaan plastik di Tabanan maupun wilayah lain di Bali.
Baca juga: Tabanan ditunjuk jadi tuan rumah Jambore Nasional "Indonesia Bebas Sampah"
Menurut Gede Robi, dengan mengurangi penggunaan plastik, risiko yang ditimbulkan terhadap pencemaran lingkungan juga akan berkurang.
"Semua elemen masyarakat dapat mengambil peran untuk berkontribusi langsung mengurangi risiko dalam kehidupan sehari-hari. Selain mengurangi sampah plastik contoh lain adalah saat menyetir mobil, kita diwajibkan menggunakan sabuk keselamatan untuk meminimalkan risiko kecelakaan," katanya.
Ia menjelaskan, konsep tersebut dapat disebut sebagai pengurangan risiko yang bertujuan meminimalkan dampak negatif dari suatu aktivitas maupun perilaku.
Tidak hanya sampah plastik, konsep pengurangan risiko juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah polusi udara. Robi menjelaskan, polusi udara juga menjadi perhatian Pemprov Bali dan komunitas pemerhati lingkungan.
Menurutnya, sumber polusi tersebut berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor, pembakaran sampah, hingga asap rokok. Sama dengan permasalahan sampah plastik, jika polusi udara ini tidak serius diatasi, maka akan mengganggu kenyamanan.
"Caranya adalah dengan menggunakan produk alternatif yang lebih baik, seperti tas belanja yang dapat berulang kali, sedotan dari bambu, maupun produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan atau rokok elektrik. Jadi, kami mengajak teman-teman untuk terus menjaga kelestarian alam dan kebudayaan melalui penggunaan produk-produk alternatif demi terwujudnya Bali Bersih," katanya.
Anggota DPRD Provinsi Bali, Ketut Suryadi, mengatakan, ia mendukung penyelenggaraan gerakan sosial #KurangiResiko di Tabanan karena menurutnya dukungan dari semua elemen masyarakat merupakan bentuk kontribusi nyata untuk Pemprov Bali dalam merealisasikan Bali Bersih.
Senada dengan Gede Robi, ia juga mengajak masyarakat untuk dapat beralih menggunakan produk-produk alternatif, yang merupakan hasil pengembangan inovasi.
Baca juga: 20-22 September, Festival Jatiluwih 2019 tampilkan perpaduan alam dan budaya (video)
"Agar masyarakat mau beralih menggunakan produk alternatif yang ramah lingkungan dan kesehatan, Pemprov Bali perlu memberikan dukungan terhadap industri-industri kreatif, yang menghasilkan inovasi serta teknologi," katanya.
Menurutnya, dukungan tersebut akan memacu industri-industri tersebut untuk berkreasi sehingga kehadiran mereka semakin memberikan manfaat nyata bagi alam dan masyarakat Bali.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Tabanan, Made Yasa, mengatakan, ia bersama jajarannya terus berkomitmen mendukung pengembangan industri kreatif yang selaras dalam menjaga lingkungan dan kesehatan masyarakat Bali.
Dukungan itu tidak hanya diberikan bagi industri berbasis sumber daya alam dan budaya. Tetapi juga diberikan bagi produk berbasis inovasi serta teknologi.
"Berbagai industri kreatif yang berbasis inovasi dan teknologi memiliki ruang berkembang. Selain mampu menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi terhadap perekonomian, produk tembakau alternatif turut membantu dalam mengurangi permasalahan polusi udara, sehingga memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang berkunjung ke Tabanan,” katanya.
Sebelumnya, gerakan sosial #KurangiResiko, yang digagas Komunitas Malu Dong, telah dilakukan di sejumlah daerah seperti di kawasan Sanur dan Karangasem.
Pada bulan Juni 2019, gerakan itu telah menempatkan area khusus merokok di 10 titik pariwisata di kawasan Pantai Sanur. Dalam kegiatan tersebut, para peserta mengumpulkan puntung rokok serta sampah plastik.
Untuk di Karangasem, komunitas juga menyediakan titik tempat merokok, serta mengedukasi masyarakat mengenai dampaknya bagi lingkungan, jika tidak dibuang pada tempatnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Gerakan ini sekaligus mendukung Pemprov Bali dalam menjaga keharmonisan dan keseimbangan lingkungan hidup sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Pemprov Bali perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak agar tujuan Bali Bersih dapat tercapai," ujar Vokalis kelompok musik Navicula, Gede Robi Supriyanto, di Tabanan, Sabtu (28/9).
Polusi sampah plastik merupakan salah satu permasalahan yang sedang menerima penanganan serius dari berbagai pihak di Bali. Sampah plastik, dapat mencemari sejumlah kawasan pariwisata yang menjadi sektor andalan Pulau Dewata.
Selain mengotori alam Bali, sampah plastik membutuhkan waktu yang lama untuk terurai. Untuk itu, gerakan sosial #KurangiResiko, mengajak seluruh elemen masyarakat mengurangi penggunaan plastik di Tabanan maupun wilayah lain di Bali.
Baca juga: Tabanan ditunjuk jadi tuan rumah Jambore Nasional "Indonesia Bebas Sampah"
Menurut Gede Robi, dengan mengurangi penggunaan plastik, risiko yang ditimbulkan terhadap pencemaran lingkungan juga akan berkurang.
"Semua elemen masyarakat dapat mengambil peran untuk berkontribusi langsung mengurangi risiko dalam kehidupan sehari-hari. Selain mengurangi sampah plastik contoh lain adalah saat menyetir mobil, kita diwajibkan menggunakan sabuk keselamatan untuk meminimalkan risiko kecelakaan," katanya.
Ia menjelaskan, konsep tersebut dapat disebut sebagai pengurangan risiko yang bertujuan meminimalkan dampak negatif dari suatu aktivitas maupun perilaku.
Tidak hanya sampah plastik, konsep pengurangan risiko juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah polusi udara. Robi menjelaskan, polusi udara juga menjadi perhatian Pemprov Bali dan komunitas pemerhati lingkungan.
Menurutnya, sumber polusi tersebut berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor, pembakaran sampah, hingga asap rokok. Sama dengan permasalahan sampah plastik, jika polusi udara ini tidak serius diatasi, maka akan mengganggu kenyamanan.
"Caranya adalah dengan menggunakan produk alternatif yang lebih baik, seperti tas belanja yang dapat berulang kali, sedotan dari bambu, maupun produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan atau rokok elektrik. Jadi, kami mengajak teman-teman untuk terus menjaga kelestarian alam dan kebudayaan melalui penggunaan produk-produk alternatif demi terwujudnya Bali Bersih," katanya.
Anggota DPRD Provinsi Bali, Ketut Suryadi, mengatakan, ia mendukung penyelenggaraan gerakan sosial #KurangiResiko di Tabanan karena menurutnya dukungan dari semua elemen masyarakat merupakan bentuk kontribusi nyata untuk Pemprov Bali dalam merealisasikan Bali Bersih.
Senada dengan Gede Robi, ia juga mengajak masyarakat untuk dapat beralih menggunakan produk-produk alternatif, yang merupakan hasil pengembangan inovasi.
Baca juga: 20-22 September, Festival Jatiluwih 2019 tampilkan perpaduan alam dan budaya (video)
"Agar masyarakat mau beralih menggunakan produk alternatif yang ramah lingkungan dan kesehatan, Pemprov Bali perlu memberikan dukungan terhadap industri-industri kreatif, yang menghasilkan inovasi serta teknologi," katanya.
Menurutnya, dukungan tersebut akan memacu industri-industri tersebut untuk berkreasi sehingga kehadiran mereka semakin memberikan manfaat nyata bagi alam dan masyarakat Bali.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Tabanan, Made Yasa, mengatakan, ia bersama jajarannya terus berkomitmen mendukung pengembangan industri kreatif yang selaras dalam menjaga lingkungan dan kesehatan masyarakat Bali.
Dukungan itu tidak hanya diberikan bagi industri berbasis sumber daya alam dan budaya. Tetapi juga diberikan bagi produk berbasis inovasi serta teknologi.
"Berbagai industri kreatif yang berbasis inovasi dan teknologi memiliki ruang berkembang. Selain mampu menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi terhadap perekonomian, produk tembakau alternatif turut membantu dalam mengurangi permasalahan polusi udara, sehingga memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang berkunjung ke Tabanan,” katanya.
Sebelumnya, gerakan sosial #KurangiResiko, yang digagas Komunitas Malu Dong, telah dilakukan di sejumlah daerah seperti di kawasan Sanur dan Karangasem.
Pada bulan Juni 2019, gerakan itu telah menempatkan area khusus merokok di 10 titik pariwisata di kawasan Pantai Sanur. Dalam kegiatan tersebut, para peserta mengumpulkan puntung rokok serta sampah plastik.
Untuk di Karangasem, komunitas juga menyediakan titik tempat merokok, serta mengedukasi masyarakat mengenai dampaknya bagi lingkungan, jika tidak dibuang pada tempatnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019