Negara (Antara Bali) - Petani bergotong rotong memperbaiki saluran irigasi pengairan tradisional atau subak di Dusun Pangkung Telepus, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, yang terutup tanah longsor, Minggu.
Tersumbatnya saluran irigasi akibat amblasnya tanah seluas 15 are milik Wayan Supriyana itu, mengancam keberlanjutan budidaya pertanian pada lahan pertanian seluas 136 hektare.
Amblasnya tanah tersebut mengakibatkan terowongan saluran irigasi di subak tersebut tersumbat oleh tanah dan sampah.
Karena saluran irigasi ini sangat vital untuk pengairan sawah, petani yang menjadi anggota subak setempat bergotong-royong guna membersihkan reruntuhan tanah longsor tersebut.
Ketut Laksana, salah seorang pengurus subak mengatakan, saluran irigasi ini mengaliri sekitar 136 hektare lahan pertanian.
"Kalau dibiarkan seperti ini, petani tidak bisa menanam padi karena tidak ada suplai air," katanya.
Karena banyaknya longsoran yang menutup terowongan, Laksana memperkirakan, saluran itu baru bisa bersih setelah tiga minggu dilakukan gotong-royong pembersihan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Tersumbatnya saluran irigasi akibat amblasnya tanah seluas 15 are milik Wayan Supriyana itu, mengancam keberlanjutan budidaya pertanian pada lahan pertanian seluas 136 hektare.
Amblasnya tanah tersebut mengakibatkan terowongan saluran irigasi di subak tersebut tersumbat oleh tanah dan sampah.
Karena saluran irigasi ini sangat vital untuk pengairan sawah, petani yang menjadi anggota subak setempat bergotong-royong guna membersihkan reruntuhan tanah longsor tersebut.
Ketut Laksana, salah seorang pengurus subak mengatakan, saluran irigasi ini mengaliri sekitar 136 hektare lahan pertanian.
"Kalau dibiarkan seperti ini, petani tidak bisa menanam padi karena tidak ada suplai air," katanya.
Karena banyaknya longsoran yang menutup terowongan, Laksana memperkirakan, saluran itu baru bisa bersih setelah tiga minggu dilakukan gotong-royong pembersihan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011