Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono meninjau proyek "short-cut" atau jalan pintas batas kota Singaraja-Mengwitani pada titik 5 dan 6 di wilayah Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, Minggu.
"Pembangunan jalan pintas Singaraja-Mengwitani ini secara keseluruhan sampai dengan titik 10 dianggarkan dana sebesar Rp550 miliar, namun setelah evaluasi didapatkan angka Rp337 miliar," kata Basuki.
Ia mengatakan jumlah itu didapatkan setelah melakukan "value engineering". Kalau ada satu konsultan mendesain dan menghitung, tidak langsung diterima, melainkan ada konsultan yang lain melakukan pengecekan ulang.
"Bisa dilihat perbedaan dari metodologi kerja. Misalnya, cut and fill tidak dihitung, tapi setelah pengecekan dihitung. Nah itu menjadi efisiensi," katanya.
Menteri menyebut belum tahu gambaran tentang pembangunan jalan pintas di titik 11 dan 12 karena titik 11 dan 12 baru saja diusulkan oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
"Kemungkinan nantinya akan dipertimbangkan dan didesain. Kita akan lihat perkembangan selanjutnya," katanya.
Baca juga: Jalan pintas titik 5-6 Singaraja-Mengwitani tuntas November ini
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat mendampingi Menteri PUPR dalam kunjungan kerja itu, menyampaikan usulannnya langsung di hadapan Basuki Hadimoeljono untuk menambah titik jalan pintas sampai titik 11 dan 12.
"Ini untuk melanjutkan proyek shortcut yang sudah diprogramkan sampai titik 9 dan 10. Untuk shortcut titik 11 dan 12 sampai dengan Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada," katanya.
Bupati pun merasa kemungkinannya sangat besar untuk pembangunan dua titik tersebut. "Saya rasa dengan efisiensi pembangunan shortcut 1 - 10, maka titik 11 dan 12 sangat berpeluang bisa dibangun atau dilanjutkan," katanya.
Menurut dia, pembangunan aksesibilitas sangat perlu dipertimbangkan. Buleleng memerlukan aksesibiltas untuk lebih maju. Daerah Bali Utara sendiri memiliki spot-spot pariwisata yang sangat luar biasa.
Menurut dia, jika berbicara konsep penyeimbangan Bali Utara dan Bali Selatan, aksesibilitas ini bisa menjadi solusi yang dominan untuk menghilangkan kesenjangan yang ada utamanya ekonomi.
"Kita memiliki potensi yang sangat besar di bidang pariwisata. Saya rasa dengan adanya aksesibilitas yang memadai, kesenjangan ekonomi antara Bali Utara dan Bali Selatan bisa sedikit teratasi," ujar Bupati.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Pembangunan jalan pintas Singaraja-Mengwitani ini secara keseluruhan sampai dengan titik 10 dianggarkan dana sebesar Rp550 miliar, namun setelah evaluasi didapatkan angka Rp337 miliar," kata Basuki.
Ia mengatakan jumlah itu didapatkan setelah melakukan "value engineering". Kalau ada satu konsultan mendesain dan menghitung, tidak langsung diterima, melainkan ada konsultan yang lain melakukan pengecekan ulang.
"Bisa dilihat perbedaan dari metodologi kerja. Misalnya, cut and fill tidak dihitung, tapi setelah pengecekan dihitung. Nah itu menjadi efisiensi," katanya.
Menteri menyebut belum tahu gambaran tentang pembangunan jalan pintas di titik 11 dan 12 karena titik 11 dan 12 baru saja diusulkan oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
"Kemungkinan nantinya akan dipertimbangkan dan didesain. Kita akan lihat perkembangan selanjutnya," katanya.
Baca juga: Jalan pintas titik 5-6 Singaraja-Mengwitani tuntas November ini
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat mendampingi Menteri PUPR dalam kunjungan kerja itu, menyampaikan usulannnya langsung di hadapan Basuki Hadimoeljono untuk menambah titik jalan pintas sampai titik 11 dan 12.
"Ini untuk melanjutkan proyek shortcut yang sudah diprogramkan sampai titik 9 dan 10. Untuk shortcut titik 11 dan 12 sampai dengan Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada," katanya.
Bupati pun merasa kemungkinannya sangat besar untuk pembangunan dua titik tersebut. "Saya rasa dengan efisiensi pembangunan shortcut 1 - 10, maka titik 11 dan 12 sangat berpeluang bisa dibangun atau dilanjutkan," katanya.
Menurut dia, pembangunan aksesibilitas sangat perlu dipertimbangkan. Buleleng memerlukan aksesibiltas untuk lebih maju. Daerah Bali Utara sendiri memiliki spot-spot pariwisata yang sangat luar biasa.
Menurut dia, jika berbicara konsep penyeimbangan Bali Utara dan Bali Selatan, aksesibilitas ini bisa menjadi solusi yang dominan untuk menghilangkan kesenjangan yang ada utamanya ekonomi.
"Kita memiliki potensi yang sangat besar di bidang pariwisata. Saya rasa dengan adanya aksesibilitas yang memadai, kesenjangan ekonomi antara Bali Utara dan Bali Selatan bisa sedikit teratasi," ujar Bupati.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019