Pawai budaya Kabupaten Jembrana, Bali yang merupakan bagian dari rangkaian panjang HUT Ke-124 Kota Negara mengangkat tema kebhinnekaan.

"Pawai budaya ini merupakan wadah kebhinnekaan dan ruang dialog bagi budaya yang beragam. Mari manfaatkan kebhinnekaan sebagai energi dalam berbangsa dan bernegara," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, saat membuka pawai budaya di Negara, Minggu.

Ia mengatakan, restorasi sosial dan penghargaan terhadap kebhinnekaan terus dilakukan Kabupaten Jembrana sebagai upaya daerah tersebut untuk menegakkan eksistensinya.

Menurutnya, sejarah panjang Jembrana tidak lepas dari kebhinnekaan di daerah tersebut, sehingga masyarakat setempat sudah terbiasa dengan perbedaan yang dibingkai dalam toleransi.

Baca juga: Gubernur ingin Bali terdepan dalam pengamalan Bhinneka Tunggal Ika

Hadir dalam pawai budaya ini Gubernur Bali I Wayan Koster dan tenaga ahli Kementerian Pariwisata Profesor Gede Pitana, perwakilan Konsulat Australia serta daerah lainnya di luar Jembrana.

Kehadiran Pitana bersama Kepala Sub Bidang Pemasaran Area 1 B, Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Budiardi Ribowo ini, untuk memberikan dukungan pada penyelenggaran Jembrana Festival, yang juga masuk dalam perayaan HUT Kota Negara.

"Kami dari kementerian memberikan beberapa bantuan, termasuk promosi. Jembrana Festival masuk dalam agenda kami untuk dipromosikan setiap menjelang pelaksanaan," kata Ribowo.

Sedangkan Gubernur Bali I Wayan Koster dalam sambutannya menekankan, budaya merupakan modal utama Pulau Bali, karena daerah ini tidak memiliki sumberdaya alam seperti batubara, minyak bumi, emas dan lain-lain.

Karena itu, katanya, budaya Bali harus dilestarikan, karena jika sampai bergeser atau punah, akan membahayakan eksistensi daerah khususnya pada sektor pariwisata.

"Budayalah yang membuat Bali terkenal di dunia, termasuk mampu menarik wisatawan untuk datang. Karena ini merupakan modal utama, harus kita lestarikan bersama," katanya.

Baca juga: Menteri LHK: kebhinnekaan sangat penting

Sebagai gubernur, ia mengaku, memberikan perhatian besar terhadap pelestarian budaya Bali salah satunya dengan membudayakan penulisan dengan aksara bali, karena aksara merupakan salah satu budaya fundamental yang merangkai budaya-budaya lainnya.

Ia mengatakan, untuk pembangunan Bali, pihaknya memfokuskan pada tiga hal yaitu menjaga alam, manusia dan budaya yang tertuang dalam peraturan daerah maupun peraturan gubernur.

"Salah satunya adalah larangan terhadap penggunaan plastik sekali pakai. Ini merupakan upaya kami untuk menjaga alam Bali agar bersih dan harmonis dengan manusia," katanya.

Dalam pawai budaya kali ini tampil sekitar 27 kontingen, yang tidak hanya berasal dari Kabupaten Jembrana tapi juga daerah lain termasuk dari luar Bali.

Secara bergantian, masing-masing duta kesenian menampilkan budayanya di depan panggung kehormatan yang berlokasi di perempatan kantor Bupati Jembrana.

Antusiasme masyarakat Jembrana terlihat dengan ribuan penonton memadati sepanjang jalan menuju panggung kehormatan, yang hingga berita ini ditulis pawai budaya tersebut masih berlangsung.

Baca juga: "BSVF" 2017 Hadirkan Nuansa Bhinneka Tunggal Ika

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019