Denpasar (Antara Bali) - Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Nusa Dua, Bali, 17-19 November 2011 diharapkan dapat memperkuat eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.

"Bahasa Indonesia kedudukannya diharapkan menjadi semakin kuat karena posisinya dapat disejajarkan dengan bahasa asing lainnya dalam KTT tersebut," kata guru besar Linguistik Universitas Udayana Prof Dr Aron Meko Mbete, di Denpasar, Rabu.

Ia sangat mendukung penggunaan bahasa Indonesia dalam KTT ASEAN karena dapat menjadi sebuah peristiwa politik yang penting pula untuk penguatan jati diri bangsa dan kebudayaan Indonesia.

"Saya berharap, kesempatan ini dapat menyadarkan masyarakat Indonesia sebagai pemilik sah bahasa Indonesia agar menghargai bahasanya sendiri. Banyak orang luar negeri yang belajar dan menekuni bahasa Indonesia, tetapi justru masyarakat kita nampak mulai meninggalkannya," ujar Prof Aron.

Menurut dia, kebanggaan terhadap bahasa Indonesia harus ditumbuhkan kembali. "Selama ini di kalangan masyarakat bawah, kedudukan bahasa Indonesia relatif terombang-ambing. Kekuatan jati diri bahasa Indonesia sebagai bahasa yang formal dan kreatif terlihat masih agak terganggu," katanya.(**)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011