Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis sore menguat jelang rilis Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2019 oleh Bank Indonesia Jumat (9/8) besok.
Rupiah menguat 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.213 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.225 per dolar AS.
"Investor akan sangat mencermati data ini, terutama di pos transaksi berjalan ," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.
BI memperkirakan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal II-2019 lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya. Ibrahim menuturkan, ketika neraca transaksi berjalan defisit, apalagi semakin parah, maka mata uang akan sangat tergantung kepada arus modal di pasar keuangan alias "hot money" yang bisa datang dan pergi sesuka hati.
"Ini membuat mata uang lebih rentan berfluktuasi, tidak stabil," kata Ibrahim.
BI juga baru saja melaporkan, penjualan ritel pada Juni 2019 turun 1,8 persen (year on year/yoy), jauh memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang membukukan kenaikan 7,7 persen (yoy).
"Walaupun penjualan ritel turun tapi rupiah mendapat berkah dari turunnya suku bunga Bank Sentral, India, Bank Sentral Thailand dan Bank Sentral Selandia Baru di minggu ini, sehingga dana asing kembali masuk ke dalam negeri," ujar Ibrahim.
Dari eksternal, sentimen positif bagi rupiah yaitu Bank Sentral China yang kembali menstabilkan mata uangnya guna menahan keluarnya arus modal ke luar negeri dan ada harapan AS dan China kembali bernegosiasi diawal bulan ini.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow kemarin menyatakan AS siap menerima delegasi China untuk dialog dagang di Washington pada awal September. Tidak hanya itu, AS juga mempertimbangkan untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog membuahkan hasil positif.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.234 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.199 per dolar AS hingga Rp14.240 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.231 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.275 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Rupiah menguat 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.213 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.225 per dolar AS.
"Investor akan sangat mencermati data ini, terutama di pos transaksi berjalan ," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.
BI memperkirakan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal II-2019 lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya. Ibrahim menuturkan, ketika neraca transaksi berjalan defisit, apalagi semakin parah, maka mata uang akan sangat tergantung kepada arus modal di pasar keuangan alias "hot money" yang bisa datang dan pergi sesuka hati.
"Ini membuat mata uang lebih rentan berfluktuasi, tidak stabil," kata Ibrahim.
BI juga baru saja melaporkan, penjualan ritel pada Juni 2019 turun 1,8 persen (year on year/yoy), jauh memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang membukukan kenaikan 7,7 persen (yoy).
"Walaupun penjualan ritel turun tapi rupiah mendapat berkah dari turunnya suku bunga Bank Sentral, India, Bank Sentral Thailand dan Bank Sentral Selandia Baru di minggu ini, sehingga dana asing kembali masuk ke dalam negeri," ujar Ibrahim.
Dari eksternal, sentimen positif bagi rupiah yaitu Bank Sentral China yang kembali menstabilkan mata uangnya guna menahan keluarnya arus modal ke luar negeri dan ada harapan AS dan China kembali bernegosiasi diawal bulan ini.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow kemarin menyatakan AS siap menerima delegasi China untuk dialog dagang di Washington pada awal September. Tidak hanya itu, AS juga mempertimbangkan untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog membuahkan hasil positif.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.234 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.199 per dolar AS hingga Rp14.240 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.231 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.275 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019