BMKG Wilayah III Denpasar menunjukkan beragam inovasi tematik melalui seminar ilmiah yang bertujuan menjawab tantangan ke depan dalam menghadapi era Industri 4.0.

"Melalui seminar ini tentunya bertujuan untuk menjawab tantangan ke depan dalam menghadapi era Industri 4.0, yang saat ini dituntut untuk berinovasi dengan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat," kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Muhammad Taufik Gunawan di Kantor BMKG Wilayah III Denpasar, Kamis.

Taufik mengatakan bahwa layanan yang tematik ini merangkum tentang cuaca, iklim yang berkaitan dengan pengembangan wilayah khusus. Untuk itu, diperlukan informasi terkini dari BMKG.

"Contoh layanan tematik, kami melayani orang-orang yang sedang ada kegiatan, jadi di tempat itu kami fokus 'kan terkait dengan pengembangan cuaca dan iklimnya," ujar Taufik.

Saat ini pihaknya telah mencanangkan BMKG menuju kelas dunia dengan menggunakan metode berbasis sosial entreprenuer. Selain itu, juga menampilkan metode berbasis dampak beserta bentuk dari ancaman dari terjadinya bencana tersebut.

Ia mengharapkan melalui inovasi ini, yang dirangkum dalam penelitian beberapa tim, dapat memberikan informasi terukur dengan jelas.

"Dalam penyebaran informasi di tengah masyarakat jangan sampai menimbulkan hoaks, tentang bagaimana informasi tersebut berkembang, bagaimana potensi dan dampak getarannya, informasi ini disampaikan secara proporsional bagi masyarakat agar dapat diantisipasi," katanya.

Baca juga: BMKG: gempa besar di selatan Jawa itu potensi, bukan prediksi

Selain itu, Taufik menjelaskan bahwa kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity) terdiri atas 1 sampai dengan 4 MMI kategori ringan, 5 s.d. 8 MMI kategori sedang, dan 9 s.d. 12 MMI kategori kondisi yang berat.

"Ketika masyarakat mengetahui intensitas atau kekuatan gempa, tentu pemahaman itu merupakan suatu hal yang positif. Kendati demikian, masyarakat harus waspada dengan mengambil sikap yang proporsional," kata Taufik.

Ia juga mengatakan bahwa informasi terkini terkait dengan gempa bumi dapat sampai kepada masyarakat sekitar 5 menit.

Ke depannya, dari BMKG sendiri akan mempercepat menjadi 3 menit agar sampai kepada masyarakat.

"Kecepatan informasi terkini, itu tergantung pada banyak hal, salah satunya seperti kerapatan jaringan. Padai tahun 2019, kami akan menambah 100 seismograf, bertambah dan bertahap setiap tahunnya, tujuannya untuk kecepatan, ketepatan, dan keakuratan," ujarnya.

Baca juga: BMKG: tiga hari kedepan, waspadai gelombang 1,25 - 6 meter

Ia menyebutkan dari 100 seismograf tersebut berlaku untuk seluruh Indonesia. Selain itu, untuk Bali juga memiliki 50 intensity meter, yang berfungsi sebagai alat untuk mencatat dampak gempa yang terjadi.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019