MI Mujahidin, yang merupakan salah satu madrasah bersejarah di Kabupaten Jembrana, Bali merayakan hari jadinya yang ke 67 dengan berbagai kegiatan.

"Madrasah ibtidaiyah ini berdiri tanggal 2 Agustus tahun 1952. Saat itu, peletakan batu pertama pembangunan gedung sekolah dilakukan Mohammad Natsir, salah satu tokoh nasional masa itu," kata Kepala MI Mujahidin Hidayati Sri Wahyuni, Kamis.

Ia mengatakan, saat baru pertama beroperasi, tokoh agama di Kampung Loloan banyak menjadi guru di MI tersebut, termasuk Habib Ali Bafaqih, salah seorang ulama berpengaruh yang hingga kini makamnya banyak didatangi peziarah dari seluruh Indonesia.

Dari pendidikan di madrasah ibtidaiyah yang berlokasi di Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara ini, banyak melahirkan tokoh-tokoh termasuk orang-orang sukses dari berbagai bidang.

"Kami masih menyimpan daftar murid mulai dari tahun 1952. Banyak tokoh yang dikenal sekarang, pernah bersekolah disini," katanya.

Menurut dia, untuk terus menjaga eksistensi madrasah tersebut bukan pekerjaan yang mudah dan ringan, sehingga dirinya sebagai generasi kekinian, melakukan berbagai terobosan termasuk saat hari jadi sekolah tersebut.

Serangkaian kegiatan dilakukan selama lima hari dengan empat hari diantaranya tanpa meliburkan murid, namun tetap dalam suasana perayaan hari jadi sekolah.

"Lomba karya kreatif murid dan kebersihan kelas kami lakukan tanpa harus meliburkan murid, termasuk lomba mewarnai tingkat TK. Hanya hari ini murid kami liburkan untuk melakukan jalan santai bersama orang tuanya," katanya.

Berada pada usia yang cukup tua untuk ukuran lembaga pendidikan, saat merayakan hari jadinya tersebut, banyak orang tua murid yang juga alumni berpartisipasi menyumbang hadiah berbagai lomba yang diselenggarakan.

Dengan perayaan hari jadi yang melibatkan orang tua murid, termasuk murid TK dari luar, ia berharap, MI Mujahidin akan tetap eksis karena dikenal masyarakat luas.***3***

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019