Peserta Kejuaraan Paralayang Trip of Indonesia (TroI) Seri Kedua asal Korea Selatan mengaku sangat terkesan dengan keindahan alam dan keramahan warga di Wonosobo.
"Saya bahagia sekali meskipun ini pertama kali ke Wonosobo. Warganya pun saya suka karena mereka sangat ramah, padahal baru pertama kali bertemu saya," tutur Jaeryun Ha saat ditemui dalam sesi penutupan Paralayang TroI Wonosobo, Minggu.
Sebetulnya kedatangan Ha ke Indonesia merupakan sudah kedua kalinya, namun pada kunjungan yang pertama ia hanya melakukan liburan di Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Ha pun bisa secara langsung berinteraksi dengan masyarakat dan kebudayaan tradisional secara langsung selain berkompetisi.
"Jujur saya agak terkejut dengan masyarakatnya yang ramah, berbeda dengan di Korea. Saya merasa beruntung bisa di sini," tutur wanita yang menempati posisi kedua pada kelas senior putri tersebut.
Dengan penerimaan baik yang ia peroleh di Wonosobo, dia pun ingin berbagi pengalamannya tersebut ke rekan-rekannya sekembalinya ke Korea Selatan dan mengajak mereka untuk berkunjung ke Indonesia.
Baca juga: Pegiat Paralayang harapkan peningkatan akses ke Desa Lengkong
Baca juga: TROI sukses gelar kejuaraan paralayang dengan "zero accident"
Puas dengan menaiki podium, Ha pun berencana ingin melanjutkan kejuaraan Paralayang TroI ke seri ketiga di Mandalika, Lombok, meski sempat menjajal sulitnya medan paralayang di Wonosobo.
"Medannya sangat sulit, saya beruntung saja bisa jadi juara. Kalau di Mandalika tentu mau ikut lagi, saya suka Indonesia. Kalau datang lagi mau ajak teman lebih banyak," ujar Ha yang datang bersama Baek Jinhee, peringkat ketiga di kelas yang sama.
Paralayang TroI Seri Kedua Wonosobo berlangsung pada 28-30 Juni, dan diikuti oleh 156 peserta, termasuk tiga orang dari Korea Selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Saya bahagia sekali meskipun ini pertama kali ke Wonosobo. Warganya pun saya suka karena mereka sangat ramah, padahal baru pertama kali bertemu saya," tutur Jaeryun Ha saat ditemui dalam sesi penutupan Paralayang TroI Wonosobo, Minggu.
Sebetulnya kedatangan Ha ke Indonesia merupakan sudah kedua kalinya, namun pada kunjungan yang pertama ia hanya melakukan liburan di Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Ha pun bisa secara langsung berinteraksi dengan masyarakat dan kebudayaan tradisional secara langsung selain berkompetisi.
"Jujur saya agak terkejut dengan masyarakatnya yang ramah, berbeda dengan di Korea. Saya merasa beruntung bisa di sini," tutur wanita yang menempati posisi kedua pada kelas senior putri tersebut.
Dengan penerimaan baik yang ia peroleh di Wonosobo, dia pun ingin berbagi pengalamannya tersebut ke rekan-rekannya sekembalinya ke Korea Selatan dan mengajak mereka untuk berkunjung ke Indonesia.
Baca juga: Pegiat Paralayang harapkan peningkatan akses ke Desa Lengkong
Baca juga: TROI sukses gelar kejuaraan paralayang dengan "zero accident"
Puas dengan menaiki podium, Ha pun berencana ingin melanjutkan kejuaraan Paralayang TroI ke seri ketiga di Mandalika, Lombok, meski sempat menjajal sulitnya medan paralayang di Wonosobo.
"Medannya sangat sulit, saya beruntung saja bisa jadi juara. Kalau di Mandalika tentu mau ikut lagi, saya suka Indonesia. Kalau datang lagi mau ajak teman lebih banyak," ujar Ha yang datang bersama Baek Jinhee, peringkat ketiga di kelas yang sama.
Paralayang TroI Seri Kedua Wonosobo berlangsung pada 28-30 Juni, dan diikuti oleh 156 peserta, termasuk tiga orang dari Korea Selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019