Sekitar 150 orang pemanah dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Lomba Panahan Tradisional "Gladen Ageng Patrasipala Badung 2019" yang memperebutkan Piala Bupati Badung, Bali.

"Lomba panahan tradisional ini saya harapkan dapat melestarikan panahan tradisional yang selain olahraga juga merupakan seni dan budaya yang harus terus dilestarikan," ujar Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, di Mangupura, Minggu.

Ia mengatakan, panahan tradisional merupakan suatu warisan budaya yang mengedepankan olah pikir, olah hati dan olah pernapasan yang merupakan salah satu wujud pembangunan rohani.

"Kami pemerintah, masyarakat, penggiat serta pemerhati olahraga panahan.memiliki komitmen bersama untuk terus melestarikan nilai budaya dan tradisi yang telah diwarisi oleh leluhur ini," kata Wabup Suiasa.

Wabup Suiasa juga mengharapkan agar kegiatan serupa dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, karena sangat sejalan dengan prioritas pembangunan di Kabupaten Badung yaitu dalam upaya melestarikan dan mengembangkan seni, adat, agama dan budaya.

"Saya juga mengharapkan agar panahan tradisional ini oleh organisasi keolahragaan di daerah dan pusat dapat dimasukkan sebagai cabang olahraga di pertandingan resmi paling tidak pada skala nasional," ujarnya.

Sementara itu, Ketua panitia Ari Sudana mengatakan, kegiatan itu merupakan bentuk apresiasi dan bentuk kebanggaan masyarakat terhadap seni panahan tradisional.

Menurutnya, panahan tradisional sangat kental dengan budaya asli nusantara, dan lomba ini sebagai salah satu upaya untuk melestarikan panahan nusantara.

"Dalam lomba ini bukan persaingan yang utama, namun lebih kepada meningkatkan tali persaudaraan melalui panahan tradisional nusantara. Banyak yang bisa didapat dari filosofi memanah yaitu menyatukan kata hati, tenaga dan pikiran," katanya.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019