Empat kali juara Tour de France, Chris Froome mengalami patah pada kaki, pinggul, lengan dan rusuk dalam kecelakaan dengan kecepatan tinggi, Rabu.
Team Ineos mengkonfirmasi bahwa mimpi pebalas sepeda berusia 34 tahun itu untuk meraih gelar kelima Tour de France tahun ini pupus setelah hembusan angin mengempaskan dia ke dinding menuju akhir "recon" menjelang etape keempat time trial di Criterium du Dauphine.
Froome menderita beberapa retak pada tulang paha kanannya, siku kanan dan rusuk, dan "akan tetap berada di rumah sakit selama sedikitnya dua hari di Saint-Etienne" sebelum diambil keputusan untuk perawatan lebih lanjut, kata kepala tim Ineos team Dave Brailsford.
Tampaknya ia melepaskan tangannya dari stang untuk mengembuskan hidungnya "dan angin mengangkat roda depannya dan ia menabrak dinding," kata Brailsford kepada BBC seperti dikutip AFP, Kamis.
"Sejujurnya ini sulit. Ia tidak dalam kondisi bagus," katanya, menambahkan bahwa Froome juga mengalami patah pinggul pada kecelakaan itu.
Brailsford mengatakan bahwa empat kali juara Tour de France itu telah bekerja "luar biasa keras untuk memperoleh bentuk yang fantastik dan sudah berada di lintasan untuk Tour.
"Meskipun kami semua menyadari risiko yang terkait dalam olahraga kami, selalu traumatis ketika seorang pebalap kecelakaan dan mengalami cedera serius.
"Salah satu hal yang membedakan Chris adalah kekuatan mental dan ketahanannya -– dan kami akan mendukung sepenuhnya dalam pemulihannya, membantu dia untuk mengkalibrasi ulang dan membantu dia dalam mengejar tujuan dan ambisi di masa depan."
Kecelakaan terjadi di desa Saint-Andre d'Apchon, di wilayah Loire, dengan rekan kompetitornya memperkirakan ia tengah melaju secepat 60 kilometer per jam.
"Ia hampir tidak bisa bicara. Ia akan dibawa dengan helikopter menuju rumah sakit di Lyon atau Saint-Etienne dalam beberapa menit," kata Brailsford.
"Tidak sama tanpa dia"
Tour de France tahun ini dimulai 6 Juli dan direktur balap Christian Prudhomme dengan cepat berharap Froome segera pulih.
"Kami harap ia segera pulih. Tour de France tidak akan sama tanpa dia. Chris Froome telah menjadi karakter pusat pada Tour sejak 2013," katanya.
"Penarikan dirinya mengubah segalanya. Bahkan sekali pun mereka masih punya pemegang gelar Geraint Thomas dan jangan terpancing untuk meremehkan Egan Bernal, yang akan menjadi letnannya atau mungkin lebih," kata Prudhomme tentang dua pembalap kunci Ineos.
Pebalap Prancis spesialis pendaki Romain Bardet, yang berada di urutan kedua di bawah Froome pada Tour de France 2016, menggambarkan berita sejauh mana cedera yang dialami sesama pembalap itu sebagai "mengerikan".
"Saya tidak menyadari itu seserius itu," kata Bardet ketika diberitahu setelah time trial itu dimenangi Wout van Aert.
"Selalu tidak enak ketika salah satu sainganmu mengalami sial seperti itu."
Tahun ini mengecewakan bagi Froome. Ia berada di urutan ke-91 pada Tour of Colombia, ke-94 di Tour of Catalonia, ke-11 di Tour of the Alps dan ke-13 di Tour de Yorkshire, membuat kritikus kurang antusian mengenai peluangnya di Tour de France 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Team Ineos mengkonfirmasi bahwa mimpi pebalas sepeda berusia 34 tahun itu untuk meraih gelar kelima Tour de France tahun ini pupus setelah hembusan angin mengempaskan dia ke dinding menuju akhir "recon" menjelang etape keempat time trial di Criterium du Dauphine.
Froome menderita beberapa retak pada tulang paha kanannya, siku kanan dan rusuk, dan "akan tetap berada di rumah sakit selama sedikitnya dua hari di Saint-Etienne" sebelum diambil keputusan untuk perawatan lebih lanjut, kata kepala tim Ineos team Dave Brailsford.
Tampaknya ia melepaskan tangannya dari stang untuk mengembuskan hidungnya "dan angin mengangkat roda depannya dan ia menabrak dinding," kata Brailsford kepada BBC seperti dikutip AFP, Kamis.
"Sejujurnya ini sulit. Ia tidak dalam kondisi bagus," katanya, menambahkan bahwa Froome juga mengalami patah pinggul pada kecelakaan itu.
Brailsford mengatakan bahwa empat kali juara Tour de France itu telah bekerja "luar biasa keras untuk memperoleh bentuk yang fantastik dan sudah berada di lintasan untuk Tour.
"Meskipun kami semua menyadari risiko yang terkait dalam olahraga kami, selalu traumatis ketika seorang pebalap kecelakaan dan mengalami cedera serius.
"Salah satu hal yang membedakan Chris adalah kekuatan mental dan ketahanannya -– dan kami akan mendukung sepenuhnya dalam pemulihannya, membantu dia untuk mengkalibrasi ulang dan membantu dia dalam mengejar tujuan dan ambisi di masa depan."
Kecelakaan terjadi di desa Saint-Andre d'Apchon, di wilayah Loire, dengan rekan kompetitornya memperkirakan ia tengah melaju secepat 60 kilometer per jam.
"Ia hampir tidak bisa bicara. Ia akan dibawa dengan helikopter menuju rumah sakit di Lyon atau Saint-Etienne dalam beberapa menit," kata Brailsford.
"Tidak sama tanpa dia"
Tour de France tahun ini dimulai 6 Juli dan direktur balap Christian Prudhomme dengan cepat berharap Froome segera pulih.
"Kami harap ia segera pulih. Tour de France tidak akan sama tanpa dia. Chris Froome telah menjadi karakter pusat pada Tour sejak 2013," katanya.
"Penarikan dirinya mengubah segalanya. Bahkan sekali pun mereka masih punya pemegang gelar Geraint Thomas dan jangan terpancing untuk meremehkan Egan Bernal, yang akan menjadi letnannya atau mungkin lebih," kata Prudhomme tentang dua pembalap kunci Ineos.
Pebalap Prancis spesialis pendaki Romain Bardet, yang berada di urutan kedua di bawah Froome pada Tour de France 2016, menggambarkan berita sejauh mana cedera yang dialami sesama pembalap itu sebagai "mengerikan".
"Saya tidak menyadari itu seserius itu," kata Bardet ketika diberitahu setelah time trial itu dimenangi Wout van Aert.
"Selalu tidak enak ketika salah satu sainganmu mengalami sial seperti itu."
Tahun ini mengecewakan bagi Froome. Ia berada di urutan ke-91 pada Tour of Colombia, ke-94 di Tour of Catalonia, ke-11 di Tour of the Alps dan ke-13 di Tour de Yorkshire, membuat kritikus kurang antusian mengenai peluangnya di Tour de France 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019