Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Badung menginginkan kembali adanya penerbangan langsung dari Denpasar, Bali, menuju sejumlah kota di India untuk menggarap potensi wisatawan dari salah satu negara di Asia Selatan itu.
"Kalau tidak ada konektivitas yang bagus maka 'sales mission' yang selama ini dilaksanakan akan menjadi tidak maksimal dan kurang efektif hasilnya," kata Ketua BPPB Badung IGN Rai Suryawijaya di sela pertemuan dengan Diraj Kumar selaku Ambassador BPPD Badung untuk pasar India, di Seminyak, Kabupaten Badung, Senin malam.
Potensi pasar India merupakan pasar dengan "outbound market" terbesar kedua setelah China. Setiap tahun mayarakat India menghabiskan minimal 10 hari untuk liburan serta mengadakan MICE ke luar negeri pada saat cuti tahunan mereka.
Tujuan utama destinasi wisata pasar India di antaranya Singapura, Dubai dan Thailand karena mereka memiliki penerbangan langsung ke beberapa kota di India. Sedangkan maskapai yang menggarap pasar India di antaranya Singapore Airline, Malaysia Airlines, Malindo Air, Air Asia, Thai Airways, Emirates Airlines serta India air.
"Sayangnya maskapai Garuda Indonesia yang dulunya sudah pernah buka penerbangan langsung Denpasar-Mumbai harus ditutup karena sedikitnya penumpang. Bulan Januari, Februari dan Maret merupakan 'season wedding dan honeymoon' di India sehingga Bali sangat cocok untuk menggarap 'market' ini," ujarnya.
Sementara itu, rata-rata lama tinggal pasar India ke Bali 3-4 malam, dan pada 2018 meningkat menjadi enam malam. "Ini merupakan pertumbuhan yang sangat sehat mengingat ada peningkatan lama tinggal di Bali. Artinya destinasi Bali yang lebih dari 90 persen menganut agama Hindu sangat pas untuk masyarakat India," ucapnya.
Menurut Rai, potensi pasar India yang cukup besar ini mesti digarap secara lebih intens dan pihaknya berharap agar ada penerbangan langsung dari Denpasar ke beberapa kota di India. "Oleh karena itu saya dorong LCC dan maskapai lainnya untuk menggarap pasar India secara lebih intensif," katanya.
Kadisparda Badung I Made Badra sangat mengapresiasi diskusi tentang potensi pasar wisatawan India yang sangat besar yang ditopang dengan pertumbuhan ekonomi yang terbaik kedua setelah China.
"Kabupaten Badung sudah siap menerima lonjakan pasar India mengingat Badung sudah menyiapkan infrastruktur baik jalan dan perbaikan layanan di destinasi yang ada di Badung dengan berbagai fasilitas demi kenyamanan wisatawan India selama mereka berlibur di Badung dan Bali umumnya," ujarnya.
Pihaknya mendukung agar pasar India ini dikelola dengan baik agar lebih meningkat tingkat kunjungannya ke Badung yang ditargetkan sebesar 450 ribu wisman pada 2019.
Wakil Ketua BPPD Badung Herdy Sayoga menambahkan bahwa wisatawan India lebih berani untuk bepergian dibandingkan pasar lainnya dalam situasi apapun di destinasi wisata.
"Selain itu, saat ini wisatawan India yang bepergian keluar negeri 75 persennya pertama kali travelling termasuk yang datang ke Bali, sehingga sangat logis bahwa pasar ini lebih menjanjikan untuk dikembangkan pada masa mendatang dengan catatan bahwa kita mengolah secara benar dan strategis," katanya.
Turut hadir dalam diskusi tersebut General Manager H Sovereign Bali Ramia Adnyana, Chintia dan Direktur Executive BPPD Badung Jro Mangku Sulasa Jaya. Acara diakhiri dengan foto bersama dan santap malam.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kalau tidak ada konektivitas yang bagus maka 'sales mission' yang selama ini dilaksanakan akan menjadi tidak maksimal dan kurang efektif hasilnya," kata Ketua BPPB Badung IGN Rai Suryawijaya di sela pertemuan dengan Diraj Kumar selaku Ambassador BPPD Badung untuk pasar India, di Seminyak, Kabupaten Badung, Senin malam.
Potensi pasar India merupakan pasar dengan "outbound market" terbesar kedua setelah China. Setiap tahun mayarakat India menghabiskan minimal 10 hari untuk liburan serta mengadakan MICE ke luar negeri pada saat cuti tahunan mereka.
Tujuan utama destinasi wisata pasar India di antaranya Singapura, Dubai dan Thailand karena mereka memiliki penerbangan langsung ke beberapa kota di India. Sedangkan maskapai yang menggarap pasar India di antaranya Singapore Airline, Malaysia Airlines, Malindo Air, Air Asia, Thai Airways, Emirates Airlines serta India air.
"Sayangnya maskapai Garuda Indonesia yang dulunya sudah pernah buka penerbangan langsung Denpasar-Mumbai harus ditutup karena sedikitnya penumpang. Bulan Januari, Februari dan Maret merupakan 'season wedding dan honeymoon' di India sehingga Bali sangat cocok untuk menggarap 'market' ini," ujarnya.
Sementara itu, rata-rata lama tinggal pasar India ke Bali 3-4 malam, dan pada 2018 meningkat menjadi enam malam. "Ini merupakan pertumbuhan yang sangat sehat mengingat ada peningkatan lama tinggal di Bali. Artinya destinasi Bali yang lebih dari 90 persen menganut agama Hindu sangat pas untuk masyarakat India," ucapnya.
Menurut Rai, potensi pasar India yang cukup besar ini mesti digarap secara lebih intens dan pihaknya berharap agar ada penerbangan langsung dari Denpasar ke beberapa kota di India. "Oleh karena itu saya dorong LCC dan maskapai lainnya untuk menggarap pasar India secara lebih intensif," katanya.
Kadisparda Badung I Made Badra sangat mengapresiasi diskusi tentang potensi pasar wisatawan India yang sangat besar yang ditopang dengan pertumbuhan ekonomi yang terbaik kedua setelah China.
"Kabupaten Badung sudah siap menerima lonjakan pasar India mengingat Badung sudah menyiapkan infrastruktur baik jalan dan perbaikan layanan di destinasi yang ada di Badung dengan berbagai fasilitas demi kenyamanan wisatawan India selama mereka berlibur di Badung dan Bali umumnya," ujarnya.
Pihaknya mendukung agar pasar India ini dikelola dengan baik agar lebih meningkat tingkat kunjungannya ke Badung yang ditargetkan sebesar 450 ribu wisman pada 2019.
Wakil Ketua BPPD Badung Herdy Sayoga menambahkan bahwa wisatawan India lebih berani untuk bepergian dibandingkan pasar lainnya dalam situasi apapun di destinasi wisata.
"Selain itu, saat ini wisatawan India yang bepergian keluar negeri 75 persennya pertama kali travelling termasuk yang datang ke Bali, sehingga sangat logis bahwa pasar ini lebih menjanjikan untuk dikembangkan pada masa mendatang dengan catatan bahwa kita mengolah secara benar dan strategis," katanya.
Turut hadir dalam diskusi tersebut General Manager H Sovereign Bali Ramia Adnyana, Chintia dan Direktur Executive BPPD Badung Jro Mangku Sulasa Jaya. Acara diakhiri dengan foto bersama dan santap malam.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019