Pasukan elite TNI Angkatan Darat, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) akan latihan bersama dengan pasukan Amerika Serikat pada 2020 setelah sempat terhenti beberapa tahun lalu.
Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu mengatakan hal itu usai menerima kunjungan kehormatan Pelaksana Tugas Sekretaris Menteri Pertahanan Amerika atau Acting Secretary of Defence of USA, H E Patrick Michael Shanahan, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis.
Menurut dia, latihan bersama yang dilakukan oleh Kopassus dengan tentara AS itu terkait "Combat Medic". Combat Medic itu diajarkan bagaimana memberikan pertolongan pertama dan perawatan trauma garis depan di medan tempur dengan ketiadaan dokter yang siap sedia
"Rehab medic kita akan ikut caranya Amerika. Di Amerika itu kalau ada prajurit yang buntung kakinya, masih bisa lari-lari. Setelah balik lagi ke batalyon tempur, ke ranger ikut perang lagi walaupun kakinya buntung. Di sini enggak, begitu ditembak, diajarin jahit, ngapain juga. Enggak ada lagi itu. Tentara semangat prajuritnya harus dipelihara. Jangan melempem," kata Ryamizard.
Di tempat yang sama, Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa mengakui, kerja sama latihan bareng dengan pasukan Amerika Serikat dimulai pada 2020 mendatang.
"Latihan bersama ini merupakan kemajuan luar biasa. Komandan US Indo-Pacifik Command (USINDOPACOM)-nya sudah berbicara. Realisasinya tahun depan, mereka menawarkan ke kita materi apa, kita minta combat medic," katanya.
Jenderal bintang dua ini menjelaskan, combat medic dipilih dalam latihan bersama nanti karena memberikan kemampuan untuk melakukan bedah jika ada personel yang mengalami luka tembak.
"Kita minta combat medic. Itu menjadi atensi untuk keselamatan personel kalau kena tembak. Mereka alatnya lengkap. Jadi seorang sersan bukan dokter, bisa melakukan operasi bedah untuk luka tembak, yang penting bisa bertahan tiga hari nyawa itu sampai ketemu rumah sakit yang besar," katanya.
Rencananya latihan bersama ini akan dilakukan di Indonesia. Selanjutnya, dilakukan di Amerika Serikat.
"Mudah-mudahan bisa di sini. Nanti gantian. Ini bisa dimanfaatkan untuk bantuan saat bencana alam. Untuk tahun ini kita masih lakukan kontak person saja rencana apa yang kita rancang untuk latihan-latihan ke depan. Kemarin saya ke Amerika, di Hawai kita ada rencana latihan materi combat medic. Ini yang jadi penekanan, jadi prioritas ke depan," kata Perwira tinggi TNI yang pernah menjabat sebagai Kasdam XVII/Cendrawasih ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu mengatakan hal itu usai menerima kunjungan kehormatan Pelaksana Tugas Sekretaris Menteri Pertahanan Amerika atau Acting Secretary of Defence of USA, H E Patrick Michael Shanahan, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis.
Menurut dia, latihan bersama yang dilakukan oleh Kopassus dengan tentara AS itu terkait "Combat Medic". Combat Medic itu diajarkan bagaimana memberikan pertolongan pertama dan perawatan trauma garis depan di medan tempur dengan ketiadaan dokter yang siap sedia
"Rehab medic kita akan ikut caranya Amerika. Di Amerika itu kalau ada prajurit yang buntung kakinya, masih bisa lari-lari. Setelah balik lagi ke batalyon tempur, ke ranger ikut perang lagi walaupun kakinya buntung. Di sini enggak, begitu ditembak, diajarin jahit, ngapain juga. Enggak ada lagi itu. Tentara semangat prajuritnya harus dipelihara. Jangan melempem," kata Ryamizard.
Di tempat yang sama, Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa mengakui, kerja sama latihan bareng dengan pasukan Amerika Serikat dimulai pada 2020 mendatang.
"Latihan bersama ini merupakan kemajuan luar biasa. Komandan US Indo-Pacifik Command (USINDOPACOM)-nya sudah berbicara. Realisasinya tahun depan, mereka menawarkan ke kita materi apa, kita minta combat medic," katanya.
Jenderal bintang dua ini menjelaskan, combat medic dipilih dalam latihan bersama nanti karena memberikan kemampuan untuk melakukan bedah jika ada personel yang mengalami luka tembak.
"Kita minta combat medic. Itu menjadi atensi untuk keselamatan personel kalau kena tembak. Mereka alatnya lengkap. Jadi seorang sersan bukan dokter, bisa melakukan operasi bedah untuk luka tembak, yang penting bisa bertahan tiga hari nyawa itu sampai ketemu rumah sakit yang besar," katanya.
Rencananya latihan bersama ini akan dilakukan di Indonesia. Selanjutnya, dilakukan di Amerika Serikat.
"Mudah-mudahan bisa di sini. Nanti gantian. Ini bisa dimanfaatkan untuk bantuan saat bencana alam. Untuk tahun ini kita masih lakukan kontak person saja rencana apa yang kita rancang untuk latihan-latihan ke depan. Kemarin saya ke Amerika, di Hawai kita ada rencana latihan materi combat medic. Ini yang jadi penekanan, jadi prioritas ke depan," kata Perwira tinggi TNI yang pernah menjabat sebagai Kasdam XVII/Cendrawasih ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019