Operator seluler terbesar di Indonesia, Telkomsel, membentuk anak perusahaan baru yakni Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), yang bertugas untuk melakukan pendanaan strategis dan bekerja sama dengan berbagai "startup" baru yang berada di tahap pertumbuhan awal (early-growth stage).

Informasi dari Humas Telkomsel Bali-Nusra yang diterima di Denpasar, Kamis, menyebutkan bahwa Telkomsel telah menyediakan dana investasi baru untuk menemukan, melakukan pendanaan strategis dan bermitra dengan berbagai startup pada Senin (13/5) lalu.

Dana awal yang dikeluarkan adalah sebesar USD 40 juta, berkolaborasi dengan MDI Ventures Telkom dan Singtel Innov8, sebuah corporate venture capital (CVC) milik Singtel, sedangkan TMI bertugas melakukan aktivitas investasi serta proses sinergi dan kolaborasi di berbagai unit bisnis Telkomsel untuk mendorong aspek transformasi digital perusahaan.

TMI berinvestasi pada perusahaan baru yang menjanjikan dan memiliki potensi bekerja sama secara sinergis dalam mengakselerasi pertumbuhan perusahaan tersebut dengan memanfaatkan akses pada ekosistem, aset, dan kompetensi yang dimiliki Telkomsel.

"Kami menyadari bahwa Asia Tenggara merupakan kawasan yang berkembang dengan sangat cepat, kolaborasi kami bersama MDI Ventures Telkom dan Singtel Innov8 melalui TMI akan memberikan Telkomsel kemampuan untuk menghadirkan engagement model yang lebih fleksibel, responsif dan dapat diandalkan bagi startup yang mencari akses ke permodalan strategis kami," kata Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah.

Dalam saat bersamaan juga dapat menghadirkan user experience yang lebih baik dengan kerja sama yang saling menguntungkan dalam jangka panjang. Ririek menambahkan bahwa TMI diharapkan dapat berperan sebagai sarana untuk mengakses berbagai peluang baru yang menarik di sektor teknologi.

"Kami bekerja sama dengan startup dalam membangun rencana strategis dan eksekusi operasional untuk memaksimalkan nilai jangka panjang. Kami selalu mencari cara untuk memanfaatkan aset Telkomsel dan memosisikannya untuk bisa dikembangkan dengan cara yang berbeda. Banyak market insights yang dapat kami berikan dari perspektif enterprise dan consumer di Indonesia. Kami juga dapat membantu meningkatkan corporate awareness dalam ekosistem bisnis digital," ujar Andi Kristianto, Chief Executive Officer (CEO) TMI.

Dalam tiga tahun terakhir, TMI berkembang dari sebuah CVC eksperimental menjadi kendaraan pertumbuhan untuk Telkom Indonesia. "Kami memiliki satu exit IPO di TSE (Tokyo Stock Exchange), dan dua trade sales exit dalam jangka waktu tiga tahun, selain berkontribusi pada top line dan bottom line bagi Telkom Metra Holding. Kami antusias dapat berkolaborasi dengan TMI untuk berpartisipasi dalam pendanaan untuk berbagai sektor telekomunikasi digital," kata CEO MDI Ventures, Nicko Widjadja.

Sementara itu, CEO Singtel Innov8, Edgar Hardless, mengatakan Innov8 secara global hadir guna mencari berbagai startup dengan teknologi dan solusi yang mutakhir dan disruptif. "Kami melihat bahwa dalam perjalanan mereka, banyak startup yang memiliki ketertarikan yang semakin besar untuk dapat mengembangkan bisnisnya ke Asia Tenggara, mengingat ukuran dan potensi pertumbuhan di kawasan ini," katanya.

Menurut dia, Telkomsel dengan kehadirannya yang kuat di pasar Indonesia memiliki posisi yang tepat untuk membantu startup agar mendapatkan akses ke Indonesia. "Kami menantikan untuk dapat bekerja sama dengan TMI," katanya.

Berkolaborasi dengan startup bukanlah hal yang baru bagi Telkomsel. Sejak 2015, lebih dari 5.000 startup, dari 20 kota di Indonesia telah mendapatkan akses kepada sumber daya Telkomsel melalui program The NextDev.

Pada tahun 2018, Telkomsel juga meluncurkan program inkubasi untuk internet of things (IoT) bernama Telkomsel Innovation Center (TINC), yang bertujuan untuk  membantu mereka mengeksekusi strategi go-to-market dan meningkatkan kapabilitas teknis produk mereka. (*)

Pewarta: ANTARA News Bali

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019