Manajemen Bali United melalui PT Bali Bintang Sejahtera Tbk selaku klub sepakbola profesional Liga 1 Indonesia, berencana melepas sahamnya secara "go publik" mencapai 33,3 persen atau 2 miliar Iembar dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) dengan kisaran harga penawaran antara Rp155 hingga Rp175 per saham.

Ceo Bali United, Yabes Tanuri di Gianyar, Jumat, menjelaskan PT Bali Bintang Sejahtera berencana menggunakan saham sekitar 19,1% dari hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure), sekitar 20,4% untuk memperkuat struktur permodalan kepada entitas anak, dan 60,5% akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan.

"Ini bisa menjadi contoh ke depannya, karena investasi sangat baik untuk jangka panjang, investasi untuk anak cucu dan bisa bertahan lebih lama dengan jenis usaha atau saham lainnya. Ini sangat menjanjikan sekali. Apalagi prosesnya mudah," ujar Yabes Tanuri. 

Dari upaya ini juga menandai pertama kalinya sebuah klub sepak bola "go public" di Asia Tenggara. PT Bali Bintang Sejahtera Tbk telah menunjuk PT Buana Capital Sekuritas (terafiliasi) dan PT Kresna Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam IPO ini.

Yabes mengatakan, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk yang memiliki markas di Gianyar, Bali, saat ini memegang hak untuk mengelola Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali sampai Tahun 2023, yang memiliki kapasitas penonton sekitar 25.000 orang.

"Dengan go public, maka semua bisa menjadi pemegang saham Bali United. Kita bisa menjadi sebuah keluarga yang saling memiliki. Kita bangga mengawal, bangga bisa bersama, dan juga bangga bisa memiliki," ujar Yabes Tanuri.

Ia mengatakan, ingin melepas saham, karena selalu ditanyakan agar lebih transparan, sehingga semuanya bisa menjadi lebih dekat. Oleh karena itu, Bali United merencanakan untuk "go public".

Sebagai badan yang mengurus sepakbola di lndonesia, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) juga menunjukkan dukungannya untuk rencana Perseroan untuk Go Public.

Sementara itu, Sekretariat Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria mendukung langkah Bali United, karena sejalan dengan visi PSSI untuk dapat lolos Olimpiade 2024 dan Piala Dunia 2030.

"Segala lini bidang di sepakbola perlu dikembangkan. Di tahun 2018, PSSI fokus pada youth development dan coaching education," katanya.

Dengan peningkatan jumlah pelatih dan instruktur hingga tiga kali lipat, maka Iebih dari 300 kursus terselenggara di Indonesia dalam waktu saru tahun dan program "elite pro academy U-16".

"Ini peningkatan pada bidang kompetisi dan club managemen. Ini kado terindah untuk PSSI di ulang tahun ke-89 dari anggotanya, Bali United FC, yang telah mengantarkan industri sepakbola Indonesia lepas Iandas menjadi salah satu sektor industri yang diharapkan dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya.

Pewarta: I Made Surya Wirantara Putra

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019