Seorang penderita diabetes tetap dapat menjalankan ibadah puasa Ramadan tapi dengan syarat kondisi tubuh mereka masih memungkinkan dan tidak mengalami komplikasi.

"Bagi orang dengan (penyakit) diabetes, mereka masih bisa berpuasa kecuali orang-orang tertentu saja misalnya (punya riwayat) pengendalian (tubuh) tidak baik atau komplikasi beranekaragam," ujar ahli endokrinologi Ketut Suastika dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Kondisi lain yang perlu diwaspadai para penderita diabetes adalah kebiasaan buruk sebelum Ramadan terutama pada penyandang diabetes tipe 1 (HbA1c > 9). Penderita dengan riwayat hipoglikemia berat dan berulang dalam tiga bulan terakhir menjelang puasa ataupun mengalami ketoasidosis dalam tiga bulan terakhir juga harus mendapatkan perhatian jika akan berpuasa.

Catatan lain bagi para penderita diabetes adalah gangguan kognitif, epilepsi, kondisi hamil dengan terapi insulin, mengalami penyakit ginjal kronik stadium tiga dan menyandang diabetes tipe dua dengan insulin.



"Mereka yang menjalani hemodialisis (pencucian darah), enggak boleh puasa. Mereka harus hati-hati dan perlu berkonsultasi dengan dokter," kata Suastika.

Sebelumnya, ahli gizi Tirta Purwita Sari menyatakan ibadah puasa sangat bermanfaat bagi penderita diabetes karena mempengaruhi hormon insulin.

Sari mengatakan gula darah yang terkontrol serta upaya untuk mengonsumsi makanan yang seimbang akan memudahkan penderita diabetes untuk tetap menjalankan ibadah puasa.

Tirta mengimbau para penderita diabetes yang akan berpuasa untuk tidak mengonsumsi karbohirat secara berlebihan pada sahur dan berbuka puasa.
 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019