Bunga Padma (Rafflesia Gaduatensis) raksasa ditemukan di hutanh lindung Angkola, Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Ketua Kelompok Pecinta Alam (KPA) Forester Tapanuli Bagian Selatan, Ahmad Yani Batubara, di Sipirok, Selasa, mengatakan  bunga langka tersebut pertama kali ditemukan oleh peserta yang mengikuti lomba lintas hutan tropis V tahun 2019 .

"Saat ditemukan bunga langka dengan lima kelopak berbintik putih itu sedang mekar," katanya.

Bunga tersebut ditemukan tepatnya di kawasan hutan lindung Angkola yang dikelola UPT Kesatuan Pengelolaaan Hutan (KPH) wilayah 10 Padangsidimpuan, Sumatera Utara.

"Persisnya antara Pos 3 dan Pos 4 dari lima pos jalur lomba lintas alam sepanjang 13,4 kilometer dengan titik start Kelurahan Pintu Padang I melintasi Danau di Gunung Gon-gonan serta finishnya di Sigalangan, Batang Angkola," katanya.

Temuan itu langsung menarik perhatian peserta, bahkan momen itu tidak dilewatkan begitu saja sebelum peserta lomba berswafoto bersama bunga langka raksasa yang mereka temukan tersebut.

"Tidak jarang peserta merasa kagum, soalnya banyak di antara peserta baru melihat langsung bunga padma yang tumbuh mekar dihabitatnya," kata Yani.

Menurut Yani, kawasan hutan lindung Angkola banyak menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi, bahkan bunga padma di hutan lindung Angkola hal baru, soalnya belum pernah tercatat dalam jurnal ilmiah.

"Bunga sejenis ini pernah ditemukan juga di Taman Wisata Alam Sicikeh-cike, Dairi dan Taman Nasional Batang Gadis," kata dia.

Dalam sejarahnya, menurut Yani, rafflesia gadutensis ditemukan oleh W. Meijer tahun 1984 di kawasan Ulu Gadut.

Berbeda dengan bunga rafflesia lain yang pada umum corak khas dan ukuran yang kecil, padma di hutan lindung Angkola ukurannya jauh lebih besar.

"Bunga yang pada umumnya berdiameter sekitar 40-60 cm ini tumbuh pada inangnya menjalar tetrastigma lanceolarium yang termasuk keluarga vitaceae," jelasnya.

Diperkirakan, bunga padma ini memiliki proses tumbuh selama lima tahun dalam fase dari biji, kuncup, bunga dan biji kembali (proses layu).

"Saat ini kami masih melakukan penelitian terhadap bunga langka itu. Meskipun tidak sepopuler rafflesia arnoldii yang telah banyak diketahui publik, namun informasi dan data biologi dari spesies rafflesia gadutensis masih banyak yang belum tergali hingga hari ini," kata dia.

(AL)

Pewarta: Juraidi dan Kodir

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019