Wasekjen Demokrat Rachland Nashidik mengatakan seluruh foto atau video terkait penangkapan Andi Arief yang menyebar di media sosial berasal dari sumber tidak jelas.

"Dengan rendah hati, sebagai sahabat Andi Arief, pagi ini saya ingin mengingatkan, semua foto atau video tentang kasus Andi Arief yang menyebar di medsos dan bahkan digunakan sebagai footage oleh sejumlah Stasiun TV, berasal dari sumber tak resmi bahkan tak diketahui," kata Rachland melalui siaran pers di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan bahwa pihak kepolisian telah secara resmi mengumumkan tidak ada perempuan dalam kasus Andi Arief dan tidak didapati barang bukti.

dengan kata lain, pihak kepolisian telah menyatakan foto dan video yang telah menjadi viral itu bukan berasal dari polisi dan bukan hasil atau bagian dari proses hukum atau penyelidikan polisi terhadap kasus Andi.

"Perlu diketahui, foto-foto yang didapat dari hasil penyelidikan polisi terhadap suatu kasus pidana tidak boleh disebar oleh Polisi, apalagi bila dilakukan bahkan sebelum penyidikan dimulai," tegas Rachland.

Kesimpulannya, menurut dia, foto dan video tersebut bukan berasal dari sumber terpercaya, atau bukan hasil atau bagian dari penyelidikan polisi, melainkan dibuat oleh pihak misterius yang dengan sengaja dan kentara bertujuan membunuh karakter Andi Arief.    

"Pers Indonesia yang menjalankan kebebasan secara sehat dan bermartabat tentu tidak sudi merelakan dirinya menjadi kepanjangan tangan dari tujuan buruk itu," kata Rachland.

Politisi Demokrat Andi Arief sebelumnya dibekuk Tim Bareskrim Polri di salah satu kamar sebuah hotel di kawasan Slipi, Jakarta Barat, atas dugaan penyalahgunaan narkoba jenis sabu.

Sebelum berita penangkapan itu mengemuka, terlebih dulu viral foto-foto yang diduga terkait penangkapan Andi Arief, termasuk foto sosok Andi yang berada di dalam sel.

Hormati Hukum
Sebelumnya (4/3), DPP Partai Demokrat  menghormati proses hukum yang dilakukan kepolisian terhadap salah seorang kadernya Andi Arief yang ditangkap atas dugaan penyalahgunaan narkoba.

"Kami menghormati proses hukum yang dilakukan kepolisian. Kami ikuti secara baik, detik demi detik, jam demi jam," kata Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean dalam konferensi pers di DPP Demokrat, Jakarta.

Ferdinand menyampaikan Demokrat tidak akan memberikan toleransi terhadap kader yang terlibat penyalahgunaan narkoba. Soal kemungkinan memberikan bantuan hukum bagi Andi Arief, Demokrat menyatakan akan meminta klarifikasi dari Andi Arief secara langsung terlebih dulu.

"Saat ini belum bisa kami sampaikan apapun, dan kami harus dalami dulu peristiwanya dan harus bertemu dengan Andi Arief dulu apakah sudah menunjuk kuasa hukum atau belum. Sampai saat ini kami belum bisa berkoordinasi dengan Andi Arief," kata Ferdinand.

Ferdinand menyampaikan, DPP Demokrat sudah mendengar penjelasan kepolisian melalui konferensi pers yang dilakukan Kadiv Humas Polri Irjen Pol M. Iqbal bahwa Andi merupakan korban narkoba dan kemungkinan akan direhabilitasi. Namun Demokrat belum dapat memberikan tanggapan atas konferensi pers tersebut.

"Terkait kode etik, masalah hukum dan sebagainya, kami akan sampaikan berikutnya. Mohon pengertian karena ini sangat sensitif bagi kami. Mohon pengertian agar bersabar menunggu," katanya.

Ferdinand mengatakan Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan masih berada di Sumatera Utara, dan baru akan kembali ke Jakarta, Selasa (5/3). "Selasa (5/3), kami akan berkoordinasi lebih lanjut (dengan sekjen). Kami mohon waktu agar tidak terjadi salah penyampaian atau salah persepsi yang akan membuat semua salah paham. Besok kami akan sampaikan lebih lengkap lagi," ujar dia. (ed)

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019