Negara (Antara Bali) - Akibat serangan hama wereng, petani di Subak Babakan Lanyah, Desa Mendoyo Dauhtukad, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, gagal panen.

Bahkan, menurut beberapa petani yang ditemui, Selasa, gagal panen akibat serangan wereng ini merupakan yang kedua berturut-turut.

Ketut Nirya, salah seorang petani mengatakan, wereng sudah mulai menyerang sekitar 20 hektare lahan sejak padi baru mulai ditanam.

Saat padi berumur sekitar 1,5 bulan serangan wereng makin menghebat sehingga dipastikan Nirya dan rekan-rekannya akan gagal panen.

Menurut Nirya, saat pertama kali gagal panen juga karena serangan wereng, petani masih sanggup mengganti dengan tanaman yang baru.

"Tapi dalam serangan keduakali ini saya tidak tahu apakah petani masih mampu mengganti tanaman karena terbentur biaya," katanya.

Karena sudah tidak mungkin tumbuh hingga berbuat padi, petani memilih membiarkan rumput liar tumbuh di areal persawahannya.

Rumput bercampur sisa-sisa tanaman padi ini dimanfaatkan oleh pemilik ternak untuk mencarikan makan hewan peliharaannya.

Menurut Sadia, salah seorang petani lainnya, bagi yang ingin mencari rumput di lahan itu harus membayar Rp150 ribu untuk tiap petaknya.

Sebelumnya, Kadis PKL Jembrana, Ketut Wiratma mengatakan, dari pendataan yang pihaknya lakukan sekitar 700 hektare sawah mengalami gagal panen.

"Kami sudah melakukan pendataan dan melaporkan hal tersebut ke Dinas Pertanian Provinsi Bali dan ke Dirjen Tanaman Pangan di pusat," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011