Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, konflik yang terjadi akhir-akhir ini di sejumlah daerah termasuk di Pulau Dewata, disinyalir lantaran berkembangnya perilaku eksklusif yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat.
"Modernisasi membawa nilai baru kondisi sosial, budaya dan keagamaan kita. Ada penilaian sendiri terhadap hal itu yang berdampak pada perubahan perilaku, yang dapat menimbulkan gangguan kebersamaan. Salah satunya lantaran perilaku eksklusif," katanya di Denpasar, Senin malam.
Pada acara sambutan peresmian Gereja Katolik Yesus Gembala Yang Baik itu, ia mengatakan, eksklusivitas menjadi salah satu penyebab suburnya konflik, baik antaradat maupun agama.
Konflik tidak hanya terjadi di Bali, tetapi juga di daerah lain dan terkini seperti di Ambon juga disinyalir lantaran eksklusivitar yang mengakar di masyarakat.
"Untuk itu, saya mengajak agar kita semua menjauhkan diri dari sikap ini. Mari kita kembangkan sikap inklusivitas dengan tetap menyaringnya," ujar dia.
Sementara Ketua Dewan Pastoral Paroki St Yoseph Denpasar Marcel Djemalit mengatakan, cikal bakal pendirian gereja ini yaitu berawal dari kebutuhan akan sebuah tempat ibadah memadai untuk pelayanan umat.
"Keberadaan gereja ini adalah untuk pelayanan umat guna melakukan doa kehadapan Tuhan Yesus," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Modernisasi membawa nilai baru kondisi sosial, budaya dan keagamaan kita. Ada penilaian sendiri terhadap hal itu yang berdampak pada perubahan perilaku, yang dapat menimbulkan gangguan kebersamaan. Salah satunya lantaran perilaku eksklusif," katanya di Denpasar, Senin malam.
Pada acara sambutan peresmian Gereja Katolik Yesus Gembala Yang Baik itu, ia mengatakan, eksklusivitas menjadi salah satu penyebab suburnya konflik, baik antaradat maupun agama.
Konflik tidak hanya terjadi di Bali, tetapi juga di daerah lain dan terkini seperti di Ambon juga disinyalir lantaran eksklusivitar yang mengakar di masyarakat.
"Untuk itu, saya mengajak agar kita semua menjauhkan diri dari sikap ini. Mari kita kembangkan sikap inklusivitas dengan tetap menyaringnya," ujar dia.
Sementara Ketua Dewan Pastoral Paroki St Yoseph Denpasar Marcel Djemalit mengatakan, cikal bakal pendirian gereja ini yaitu berawal dari kebutuhan akan sebuah tempat ibadah memadai untuk pelayanan umat.
"Keberadaan gereja ini adalah untuk pelayanan umat guna melakukan doa kehadapan Tuhan Yesus," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011