Denpasar (Antaranews Bali) - Kadis Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, Bali I Ketut Wisada mengatakan saat ini mobiltas armada untuk masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Suwung terhambat, karena alat berat di lokasi TPA mengalami kerusakan.
    
"Truk pengangkut sampah ke TPA Suwung belum lancar, akibat adanya alat berat yang rusak. Selain itu, luasan areal untuk membuang sampah semakin menyempit sejak adanya penataan dari pemerintah pusat," kata Wisada di Denpasar, Kamis.
    
Lebih lanjut dikatakan Wisada, bila kondisi di TPA sudah berjalan normal, maka semua angkutan sampah dari TPS ke TPA dipastikan lancar.
    
"Ini kendalanya pada pengangkutan ke TPA. Bukan karena kurang kendaraan pengangkut sampah yang disediakan DLHK, tetapi karena masuknya ke TPA terhambat," katanya.
    
Dikatakan, pelayanan yang telah dilaksanakan selama ini sudah optimal. Bahkan, perubahan penanganan sampah oleh masing-masing swakelola sudah optimal.
    
Ia mengatakan pihak DLHK sudah siap dalam penerapan program penghentian pengangkutan sampah dari pinggir jalan. Sehingga penerapan pengelolaan sampah berbasis masyarakat seperti halnya swakelola yang dilaksanakan di masing-masing desa dapat terus dimaksimalkan.
    
Wisada mengatakan untuk menanaganani pengangkutan sampah dari TPS (tempat pembuangan sampah) menuju TPA, DLHK menyiagakan sedikitnya 70 truk angkut yang tersebar di 17 TPS di Kota Denpasar. Namun pihaknya tak menampik bahwa masih banyak laporan masyarakat yang mengatakan pasca adanya penghentian pengangkutan pinggir jalan ini menyebabkan sampah di TPS menumpuk bahkan meluber hingga ke jalan.
    
"Dari sisi personel, fasilitas dan armada pengangkutan kami sudah siap, dan itu sudah optimal. Saat ini volume sampah di Denpasar jumlahnya kurang lebih 800 ton per hari," ujarnya.
    
Wisada menjelaskan bahwa sampah yang menumpuk di TPS tersebut bukan karena ketidaksiapan DLHK terkait penghentian pengangkutan pinggir jalan, melainkan adanya permasalahan teknis di TPA. Karena saat ini di TPA Suwung sedang dilaksanakan penataan serta fasilitas alat eskavator di TPA Suwung kurang memamadai. Sehingga memungkinkan terjadinya penumpukan kendaraan menuju ke TPA Suwung.
    
Hal ini tentu sangat mempengaruhi sirkulasi pengangkutan yang sudah terpola menjadi sedikit terhambat, khususnya mengenai waktu.
    
"Truk sampah harus mengantre jika hendak menuju TPA Suwung, dan itulah yang menjadikan pengangkutan cenderung molor, namun tetap bisa di atasi, hanya saja waktunya agak molor, hal inilah yang menjadikan sampah menumpuk agak lama di TPS," ucapnya.
    
Wisada berharap masyarakat dapat memaklumi kondisi ini sementara waktu. Hal ini dikarenakan kewenangan akan TPA Suwung terdapat di Pemprov Bali.
    
"Kami berharap masyarkat untuk bersabar dan maklum serta mentaati aturan pembuangan sampah dan ikut serta mengurangi sampah dengan memilah  dan mengolah sampah itu sendiri," katanya.

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019