Denpasar (Antaranews Bali) - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra bersama dengan Sekda Kota Anak Agung Rai Iswara melakukan pembacaan sloka (ngewacen sloka) dalam rangkaian menyambut  "Bulan Bahasa Bali", Selasa.

Berbagai perlombaan kesustraan Bali menghiasi pelaksanaan "Bulan Bahasa Bali" yang sebelumnya telah dilakukan secara serentak di seluruh wilayah desa di empat kecamatan di Kota Denpasar.

Keterlibatan siswa sekolah dari tingkat SD, SMP, SMA, Ibu PKK, hingga Sekaa Teruna di Kota Denpasar telah menjadi pemenang dalam lomba Bulan Bahasa dari tingkat desa.

Tak hanya itu perlombaan pada Bulan Bahasa Bali Kota Denpasar juga diikuti para pimpinan OPD yang berjumlah 20 orang. Lomba "Nyurat Aksara Bali" tingkat Sekolah Dasar, Lomba Nguwacen tingkat sekaa teruna, Lomba Mesatwa Bali tingkat Ibu-Ibu PKK, Lomba Ngewacen Puisi Bahasa Bali tingkat SMP, Debat Bahasa Bali tingkat SMA, dan Lomba Sambramawacana dari pimpinan OPD Pemkot Denpasar.  

Para pemenang dari perlombaan Bulan Bahasa Bali Kota Denpasar ini nantinya akan menjadi duta Kota Denpasar dalam lomba Bulan Bahasa Bali di tingkat Provinsi Bali.

"Saat ini tidak saja melakukan pelestarian namun dapat secara bersama-sama melakukan penguatan dan pengembagan budaya Bali dengan selalu berpegangan pada Wiweka," ujar Wali Kota Rai Mantra.

Lebih lanjut Rai Mantra mengatakan bahwa Pemkot Denpasar dengan keterlibatan penyuluh Bahasa Bali telah melakukan langkah dalam pengembangan dan penguatan kebudayaan Bali. Dari kegiatan festival yang telah dilaksanakan setiap tahunnya dengan keterlibatan para siswa sekolah hingga sekaa teruna yang ada.

Penguatan ini juga dilakukan dengan mengeluarkan seruan kepada seluruh OPD Pemkot Denpasar yang mewajibkan setiap Purnama, Tilem, dan hari Rabu serta Jumat untuk mewajibkan berpakaian adat Bali dan berbahasa Bali. Saat ini penguatan itu juga dilakukan lewat peraturan Gubernur Bali dalam penggunaan pakaian adat dan bahasa Bali.

Bulan Bahasa Bali juga sebagai langkah dalam penguatan keberadaan kesusastraan Bali lewat pelestarian, penguatan dan pengembangan yang diharapkan tidak hilang sebagai jati diri kebudayaan Bali. Modernisasi saat ini diharapkan mampu memperkuat kebudayaan Bali dengan berpikir yang baik mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk.

Sehingga berpikir modern mampu ditelaah dengan Wiweka yakni berperilaku yang hati-hati dan penuh pertimbangan. Artinya tidak pernah ceroboh dalam bertindak dengan selalu mempergunakan akal sehat dan pikiran yang positif, serta selalu mengutamakan perbuatan yang baik dan menghindari perbuatan yang tidak baik.

"Sehingga diharapkan lewat Wiweka kita mampu menempatkan antara modernisasi dengan kebudayaan secara baik serta mampu memperkuat dan mengembangkan yang mampu membawa kebudayaan Bali selalu ajeg," katanya. (*)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019