Gianyar (Antaranews Bali ) - Pemerintah Kabupaten Gianyar terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat yang jumlahnya mencapai 91.000 usaha.
“Kami memiliki komitmen untuk terus meningkatkan, mendorong tumbuhnya UMKM di Kabupaten Gianyar, karena UMKM memiliki peranan penting dalam peningkatan perekonomian masyarakat dengan dukungan sektor pariwisata,” ujar Bupati Gianyar Made Mahayastra, demikian keterangan pers, Diskominfo Gianyar, Minggu.
Ia mengatakan itu saat mendampingi Wakil Gubernur Bali Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati meninjau acara bertajuk “ Outlook 2019 From Gianyar Across The World” di Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) UMKM Desa Bedulu, Bahbatuh, Gianyar, Jumat (1/2).
Dikatakan, saat ini jumlah UMKM di Kabupaten Gianyar mencapai 91.000. Jumlah ini mendekati 50 persen dari total jumlah UMKM di Bali. “Hal ini menandakan masyarakat sudah bisa mandiri tanpa harus menunggu bantuan pemerintah,” imbuh Mahayastra.
Untuk itu pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan Outlook 2019 yang melibatkan pemerintah, Dekranasda, UMKM, International Council for Small Business Indonesia dan pelaku usaha lainnya dalam upaya mendorong kemajuan UMKM.
Bupati Mahayastra menambahkan, selain menggelar pelatihan terhadap pelaku UMKM, Pemkab Gianyar juga sudah menyediakan permodalan yang selama ini menjadi kendala pelaku usaha.
Sementara Wagub Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa pengembangan UMKM sebagai salah satu upaya pemberdayaan sumber daya manusia (SDM). "Jika dahulu keberhasilan pemerintah dinilai dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), tetapi sekarang dinilai dari indek pembangunan manusia,” kata Cok Ace panggilan akrab pengelingsir Puri Ubud ini.
Ditambahkan, Pemprop Bali sendiri melalui Pergub yang dikeluarkan secara tidak langsung mendukung UMKM. Misalkan Pergub terkait penggunaan pakaian adat setiap Hari Kamis. UMKM harus bisa memanfaatkan momentum itu untuk menawarkan produk kain. Cok Ace melihat masih banyak UMKM belum bisa nyambung dengan kebutuhan pariwisata. Hal ini karena pengrajin tidak melihat pasar apa yangdibutuhkan saat ini.
Banyak pengerajin membuat hasil kerajinan berdasarkan kesenangan sendiri tanpa melihat pasar. Selain itu banyak masyarakat Bali yang tidak berani mengambil peluang usaha karena gengsi. Akhirnya peluang tersebut direbut pihak luar.
“Jangan sampai kita menjadi penonton di rumah sendiri,” imbau Cok Ace. Dalam kegiatan yang digelar sehari itu, Wagub Cok Ace yang didampingi Kadis Koperasi dan UKM Propinsi Bali Gede Indra Dewa Putra dan Bupati Mahayastra berkesempatan meninjau barang-barang kerajinan dari UMKM yang dipamerkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
“Kami memiliki komitmen untuk terus meningkatkan, mendorong tumbuhnya UMKM di Kabupaten Gianyar, karena UMKM memiliki peranan penting dalam peningkatan perekonomian masyarakat dengan dukungan sektor pariwisata,” ujar Bupati Gianyar Made Mahayastra, demikian keterangan pers, Diskominfo Gianyar, Minggu.
Ia mengatakan itu saat mendampingi Wakil Gubernur Bali Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati meninjau acara bertajuk “ Outlook 2019 From Gianyar Across The World” di Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) UMKM Desa Bedulu, Bahbatuh, Gianyar, Jumat (1/2).
Dikatakan, saat ini jumlah UMKM di Kabupaten Gianyar mencapai 91.000. Jumlah ini mendekati 50 persen dari total jumlah UMKM di Bali. “Hal ini menandakan masyarakat sudah bisa mandiri tanpa harus menunggu bantuan pemerintah,” imbuh Mahayastra.
Untuk itu pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan Outlook 2019 yang melibatkan pemerintah, Dekranasda, UMKM, International Council for Small Business Indonesia dan pelaku usaha lainnya dalam upaya mendorong kemajuan UMKM.
Bupati Mahayastra menambahkan, selain menggelar pelatihan terhadap pelaku UMKM, Pemkab Gianyar juga sudah menyediakan permodalan yang selama ini menjadi kendala pelaku usaha.
Sementara Wagub Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa pengembangan UMKM sebagai salah satu upaya pemberdayaan sumber daya manusia (SDM). "Jika dahulu keberhasilan pemerintah dinilai dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), tetapi sekarang dinilai dari indek pembangunan manusia,” kata Cok Ace panggilan akrab pengelingsir Puri Ubud ini.
Ditambahkan, Pemprop Bali sendiri melalui Pergub yang dikeluarkan secara tidak langsung mendukung UMKM. Misalkan Pergub terkait penggunaan pakaian adat setiap Hari Kamis. UMKM harus bisa memanfaatkan momentum itu untuk menawarkan produk kain. Cok Ace melihat masih banyak UMKM belum bisa nyambung dengan kebutuhan pariwisata. Hal ini karena pengrajin tidak melihat pasar apa yangdibutuhkan saat ini.
Banyak pengerajin membuat hasil kerajinan berdasarkan kesenangan sendiri tanpa melihat pasar. Selain itu banyak masyarakat Bali yang tidak berani mengambil peluang usaha karena gengsi. Akhirnya peluang tersebut direbut pihak luar.
“Jangan sampai kita menjadi penonton di rumah sendiri,” imbau Cok Ace. Dalam kegiatan yang digelar sehari itu, Wagub Cok Ace yang didampingi Kadis Koperasi dan UKM Propinsi Bali Gede Indra Dewa Putra dan Bupati Mahayastra berkesempatan meninjau barang-barang kerajinan dari UMKM yang dipamerkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019