Kupang (Antara Bali) - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur Abraham Klakik mengecam panitia "New7 Wonders Nature" yang dinilainya tidak profesional dalam menentukan finalis tujuh keajaiban dunia, termasuk Komodo (Varanus commodoensis).
"Mereka adalah penyelenggara yang tidak profesional dan terdiri dari segelintir orang yang tidak bertanggungjawab, sehingga meminta Indonesia harus membayar 45 juta dolar AS atau sekitar Rp383,3 miliar guna meloloskan Komodo masuk dalam tujuh keajaiban dunia baru," kata Abraham di Kupang, Sabtu.
Ia berpendapat sebaiknya Komodo dicoret sebagai finalis tujuh keajaiban dunia baru, karena panitia penyelenggara meminta bayaran terlalu mahal.
Abraham menilai panitia tidak konsisten dan transparan dalam menyelenggarakan kontes tujuh keajaiban dunia baru itu, karena dengan mudah menggeser nomor urut peserta tujuh keajaiban dunia baru, terutama Komodo setelah Indonesia menolak membayar 45 juta dolar AS.
Ia menambahkan, Kantor Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata telah melakukan pengecekan dan menemukan bahwa penyelenggara New Seven Wonders tidak memiliki identitas yang jelas dan bekerja tidak profesional.
"Dalam perjalanan panitia meminta finalis Taman Nasional Komodo membayar 45 juta dolar AS atau sekitar Rp.383,8 miliar lebih untuk bisa ditetapkan sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Alam Baru di dunia," katanya melukiskan kecerobohan panitia New7 Wonders Foundation.
Permintaan itu, kata Abraham, ditolak Kantor Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan memutuskan menarik Komodo sebagai finalis New7 Wonders.
"Finalis Taman Nasional Komodo asal Indonesia mundur setelah diminta membayar 45 juta dollar AS atau sekitar Rp383,8 miliar," ujarnya.
Ia mengatakan keputusan menarik Taman Nasional Komodo dari New Seven Wonders Of Nature diumumkan Kantor Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Senin (15/8).
"Setelah keputusan ini dibuat Taman Nasional Komodo tidak lagi menjadi bagian dari kampanye Tujuh Keajaiban Alam Baru yang diadakan New 7 Wonders Foundation," tegasnya.
Menurut Abraham dalam waktu dekat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTT akan menyelenggarakan festival Komodo dan promosi budaya ke Sydney dan Amerika Serikat.
"Meskipun Taman Nasional Komodo sudah dicoret dari ajang tujuh keajaiban dunia baru, namun Pemerintah NTT terus mengampanyekan Komodo ke seluruh dunia untuk menarik kedatangan wisatawan," ujarnya.
Taman Nasional Komodo, kata dia, sudah diakui sebagai warisan alam dunia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) tahun 1991.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Mereka adalah penyelenggara yang tidak profesional dan terdiri dari segelintir orang yang tidak bertanggungjawab, sehingga meminta Indonesia harus membayar 45 juta dolar AS atau sekitar Rp383,3 miliar guna meloloskan Komodo masuk dalam tujuh keajaiban dunia baru," kata Abraham di Kupang, Sabtu.
Ia berpendapat sebaiknya Komodo dicoret sebagai finalis tujuh keajaiban dunia baru, karena panitia penyelenggara meminta bayaran terlalu mahal.
Abraham menilai panitia tidak konsisten dan transparan dalam menyelenggarakan kontes tujuh keajaiban dunia baru itu, karena dengan mudah menggeser nomor urut peserta tujuh keajaiban dunia baru, terutama Komodo setelah Indonesia menolak membayar 45 juta dolar AS.
Ia menambahkan, Kantor Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata telah melakukan pengecekan dan menemukan bahwa penyelenggara New Seven Wonders tidak memiliki identitas yang jelas dan bekerja tidak profesional.
"Dalam perjalanan panitia meminta finalis Taman Nasional Komodo membayar 45 juta dolar AS atau sekitar Rp.383,8 miliar lebih untuk bisa ditetapkan sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Alam Baru di dunia," katanya melukiskan kecerobohan panitia New7 Wonders Foundation.
Permintaan itu, kata Abraham, ditolak Kantor Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan memutuskan menarik Komodo sebagai finalis New7 Wonders.
"Finalis Taman Nasional Komodo asal Indonesia mundur setelah diminta membayar 45 juta dollar AS atau sekitar Rp383,8 miliar," ujarnya.
Ia mengatakan keputusan menarik Taman Nasional Komodo dari New Seven Wonders Of Nature diumumkan Kantor Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Senin (15/8).
"Setelah keputusan ini dibuat Taman Nasional Komodo tidak lagi menjadi bagian dari kampanye Tujuh Keajaiban Alam Baru yang diadakan New 7 Wonders Foundation," tegasnya.
Menurut Abraham dalam waktu dekat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTT akan menyelenggarakan festival Komodo dan promosi budaya ke Sydney dan Amerika Serikat.
"Meskipun Taman Nasional Komodo sudah dicoret dari ajang tujuh keajaiban dunia baru, namun Pemerintah NTT terus mengampanyekan Komodo ke seluruh dunia untuk menarik kedatangan wisatawan," ujarnya.
Taman Nasional Komodo, kata dia, sudah diakui sebagai warisan alam dunia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) tahun 1991.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011