Denpasar (Antaranews Bali)  - Transaksi dengan menggunakan "AliPay" akan diupayakan untuk mendukung terciptanya pengembangan pariwisata Bali yang berkualitas, kata Presiden Direktur PT Alto Halo Digital International (AHDI) Rudi Ramli.

"Selama ini mafia yang bergelut di usaha pariwisata di Bali leluasa menjalankan praktik ilegal dengan transaksi RMB tanpa pengenaan kurs rupiah sehingga semua transaksi langsung antar-perbankan di Tiongkok," kata Rudi Ramli di Denpasar, Sabtu.

Akibatnya, kata dia, proses transaksi yang dilakukan di Indonesia khususnya di Bali tidak berdampak pada perekonomian daerah dan penambahan devisa negara.

Ramli mengatakan di Bali saat ini masih menggunakan beberapa metode pembayaran ilegal menggunakan RMB yakni "Wechat Pay", transaksi kartu "Union Pay" melalui mesin electronic data capture (EDC) yang menggunakan Wifi dari Tiongkok dan lewat voucer yang diterapkan di beberapa toko oleh-oleh atau aksesoris dan restoran.

Hal ini, menurutnya patut ditindaklanjuti terkait langkah Pememerintah Provinsi Bali yang sedang menertibkan usaha pariwisata agar berkualitas.

"Untuk itu, kami mendukung upaya penertiban mafia pariwisata Tiongkok di Pulau Dewata, sehingga ke depannya sektor pariwisata akan lebih baik," ujarnya.

Sebelumnya, Ramli juga menjelaskan pihaknya telah bertatap muka dengan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) pada Senin (10/12) untuk membahas kerja sama penerapan pembayaran elektronik Alipay.

Pada intinya, Wagub Cok Ace sepakat untuk penerapan Alipay yang mendukung pariwisata berkualitas di Bali dan membantu langkah penertiban praktek mafia ilegal pariwisata Tiongkok. AHDI rencananya juga akan meminta bantuan AliPay untuk membantu mempromosikan Bali sebagai destinasi bagi masyarakat Tiongkok secara luas.

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018