Sanur, Bali (Antaranews Bali) - Puluhan relawan dan donatur di Kota Denpasar, Bali, menggelar acara penggalian dana dan aksi gundul rambut (botak) untuk anak-anak penderita penyakit kanker yang berlangsung di Sanur, Sabtu sore, guna membantu kesembuhan penderita kanker dan termotivasi untuk sembuh dari penyakitnya.
I Made Muliawan Arya salah satu relawan dan donatur yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, di Denpasar, Sabtu sore mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan sosial untuk anak-anak yang mengidap penyakit kanker ini agar bisa sembuh bersama Yayasan Peduli Kanker Anak (YPKA) Bali.
"Kami mendukung aksi penggalian dana untuk peduli kanker dengan kasih sayang anak yang juga dilakukan aksi mencukur rambut hingga botak untuk cinta," ujarnya.
Pria yang sering disapa De Gadjah ini menilai, aksi membatalkan rambut di kepala ini sebagai bentuk dukungan moril kepada anak penderita kanker yang melakukan kemoterapi yang memiliki efek samping kebotakan rambut.
"Aksi botak untuk cinta ini bisa diartikan bagaiamana kita bisa ikut perduli pada anak-anak pengidap penyakit kanker dan cinta kasih kepada adik-adik kita yang mengidap kanker," ujarnya.
Makna lain kegiatan peduli kanker ini juga memberikan semangat kepada anak-anak yang mengidap penyakit kanker tidak berputus asa dan berjuang untuk tetap meraih mimpi maupun berjuang melawan sakitnya.
De Gadjah juga mengajak seluruh masyarakat di Pulau Bali bersama pemerintah agar bergerak bersama untuk semua masyarakat yang membutuhkan bantuan, bukan hanya dari anak-anak penderita kanker.
"Mari bersama-sama menunjukkan kasih sayang kepada sesama, sehingga dapat berperan aktif membahagiakan mereka juga. Saya jyga sangat siap mendukung kegiatan positif dalam membantu sesama," katanya.
Acara charity atau penggalian dana untuk anak-anak penderita kanker ini sangat luar biasa, karena De Gadjah juga memiliki anak didik bernama valen yang meninggal dunia dua bulan karena penyakit kanker.
"Dia anak berprestasi dibidang tinju yang berprestasi karena telah mengikuti Pelatnas yang seharusnya membela Indonesia dalam Asean Games, namun karena sakit kanker yang dideritanya tidak bisa membela Tanah Air dalam ajang internasioanal itu," katanya.
Sementara itu, Pendiri YPKA Bali, Wahyu dalam sambutannya bersyukur banyak masyarakat yang perduli dengan anak-anak penderita kanker dan ikut membantu cita-cita mereka agar sembuh dari penyakit kankernya dengan memberikan donasi untuk pengobatan mereka.
"Di YPKA tercatat sebanyak 150 anak pengidap kanker dan melalui kegiatan bertema peduli kanker dengan kasih sayang, botak untuk cinta ini, kami berharap banyak masyarakat yang ikut membantu membantu anak-anak penderita kanker ini," ujar wahyu.
Ia menerangkan, YPKA Bali memiliki lima program penting yakni pengobatan gratis bagi anak kanker di bagian Indonesia timur untuk bisa berobat gratis di RSUP Sanglah, para penderita yang sedang menjalani pengobatan di RSUP Sanglah juga bisa tinggal gratis di rumah singgah sehati.
"Kami ingin mewujudkan cita-cita mereka dengan membuat home school yang tidak dipungut biaya atau gratis sehingga mendapat hak pendidikan yang sama hingga menggapai impiannya," katanya.
Selain itu, YPKA Bali juga memiliki program sosial edukasi kepada masyarakat dengan menyiapkan dokter ahli agar bisa memberikan penjelasan tentang pencegahan kanker.
Program berikutnya membuat kerajinan yang dibuat para anak-anak kanker yang nantinya juga dibantu untuk penjualannya dan kembali masuk untuk kepentingan anak kanker.
Dalam acara itu, juga mengundang bintang tamu Jun Bintang dan Lebry untuk memberikan suasana kemeriahan dalam acara itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
I Made Muliawan Arya salah satu relawan dan donatur yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, di Denpasar, Sabtu sore mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan sosial untuk anak-anak yang mengidap penyakit kanker ini agar bisa sembuh bersama Yayasan Peduli Kanker Anak (YPKA) Bali.
"Kami mendukung aksi penggalian dana untuk peduli kanker dengan kasih sayang anak yang juga dilakukan aksi mencukur rambut hingga botak untuk cinta," ujarnya.
Pria yang sering disapa De Gadjah ini menilai, aksi membatalkan rambut di kepala ini sebagai bentuk dukungan moril kepada anak penderita kanker yang melakukan kemoterapi yang memiliki efek samping kebotakan rambut.
"Aksi botak untuk cinta ini bisa diartikan bagaiamana kita bisa ikut perduli pada anak-anak pengidap penyakit kanker dan cinta kasih kepada adik-adik kita yang mengidap kanker," ujarnya.
Makna lain kegiatan peduli kanker ini juga memberikan semangat kepada anak-anak yang mengidap penyakit kanker tidak berputus asa dan berjuang untuk tetap meraih mimpi maupun berjuang melawan sakitnya.
De Gadjah juga mengajak seluruh masyarakat di Pulau Bali bersama pemerintah agar bergerak bersama untuk semua masyarakat yang membutuhkan bantuan, bukan hanya dari anak-anak penderita kanker.
"Mari bersama-sama menunjukkan kasih sayang kepada sesama, sehingga dapat berperan aktif membahagiakan mereka juga. Saya jyga sangat siap mendukung kegiatan positif dalam membantu sesama," katanya.
Acara charity atau penggalian dana untuk anak-anak penderita kanker ini sangat luar biasa, karena De Gadjah juga memiliki anak didik bernama valen yang meninggal dunia dua bulan karena penyakit kanker.
"Dia anak berprestasi dibidang tinju yang berprestasi karena telah mengikuti Pelatnas yang seharusnya membela Indonesia dalam Asean Games, namun karena sakit kanker yang dideritanya tidak bisa membela Tanah Air dalam ajang internasioanal itu," katanya.
Sementara itu, Pendiri YPKA Bali, Wahyu dalam sambutannya bersyukur banyak masyarakat yang perduli dengan anak-anak penderita kanker dan ikut membantu cita-cita mereka agar sembuh dari penyakit kankernya dengan memberikan donasi untuk pengobatan mereka.
"Di YPKA tercatat sebanyak 150 anak pengidap kanker dan melalui kegiatan bertema peduli kanker dengan kasih sayang, botak untuk cinta ini, kami berharap banyak masyarakat yang ikut membantu membantu anak-anak penderita kanker ini," ujar wahyu.
Ia menerangkan, YPKA Bali memiliki lima program penting yakni pengobatan gratis bagi anak kanker di bagian Indonesia timur untuk bisa berobat gratis di RSUP Sanglah, para penderita yang sedang menjalani pengobatan di RSUP Sanglah juga bisa tinggal gratis di rumah singgah sehati.
"Kami ingin mewujudkan cita-cita mereka dengan membuat home school yang tidak dipungut biaya atau gratis sehingga mendapat hak pendidikan yang sama hingga menggapai impiannya," katanya.
Selain itu, YPKA Bali juga memiliki program sosial edukasi kepada masyarakat dengan menyiapkan dokter ahli agar bisa memberikan penjelasan tentang pencegahan kanker.
Program berikutnya membuat kerajinan yang dibuat para anak-anak kanker yang nantinya juga dibantu untuk penjualannya dan kembali masuk untuk kepentingan anak kanker.
Dalam acara itu, juga mengundang bintang tamu Jun Bintang dan Lebry untuk memberikan suasana kemeriahan dalam acara itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018