Denpasar (Antaranews Bali) – Komunitas Kanaditya memiliki kegiatan pendidikan yang tidak biasa. Mereka memberikan pendidikan anak penderita kanker di rumah sakit (RS) Sanglah, Denpasar, sebulan dua kali.
“Hari ini, para relawan yang tergabung dalam Komunitas Kanaditya melakukan edukasi di teras gedung patologi klinik RS Sanglah, Denpasar. Kali ini ada donatur yang menyumbangkan bantal lucu untuk anak-anak penderita kanker. Total hari ini ada 23 anak yang kami kunjungi," tutur Debby Lukito Goeyardi, salah satu pendiri Komunitas Kanaditya, di Denpasar, Sabtu.
“Kami melakukan pendidikan untuk anak-anak dengan cara bermain selama dua hingga tiga jam di RS Sanglah,” tambah Debby.
Agenda rutin Komunitas Kanaditya, dua kali sebulan, mengajak anak-anak yang sakit atau anak-anak yang menemani orang tua yang sakit di RS Sanglah, untuk bermain. Mereka yang sedang menjalani perawatan di bangsal perawatan kelas tiga RS Sanglah.
“Seperti biasa, pagi menjelang siang Sabtu ini, para relawan Komunitas Kanaditya berkumpul di teras gedung Patologi Klinik di RSUP Sanglah, Denpasar - Bali. Mereka sibuk memilah-milah dan membungkus berbagai barang seperti snack, roti, nasi kotak dan hadiah-hadiah kecil untuk anak-anak penderita kanker di salah satu bangsal di rumah sakit terbesar di pulau dewata ini,” katanya.
Kegiatan rutin pun dimulai dengan berkeliling bangsal sambil membagikan berbagai hadiah yang mereka bawa. Para relawan juga berbincang akrab dengan keluarga pasien yang umumnya berasal dari luar kota atau bahkan luar pulau di sekitar Bali.
Anak-anak yang cukup kuat bisa berkumpul di ruang bermain dan belajar ketrampilan bersama kakak-kakak relawan. Bagi anak-anak yang tidak cukup kuat, kakak-kakak relawan mendatangi mereka satu per satu untuk berkreasi bersama sehingga setiap anak memiliki kreasinya sendiri.
"Kegiatan hari ini adalah berkreasi membuat Origami Bintang yang merupakan sebuah harapan dan doa kami agar cita-cita anak-anak ini bisa setinggi bintang di langit dan tercapai," jelas Debby.
Tak hanya origami , Komunitas Kanaditya yang fokus pada literasi, edukasi dan kegiatan sosial untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu ini juga mengajarkan berbagai ketrampilan yang bernilai jual seperti gantungan kunci dari tali kasur, glass painting, bag painting, kreasi flanel dan sebagainya.
“Selain di RS Sanglah, Komunitas Kanaditya juga mengajar di pasar untuk anak-anak buruh suwun serta anak-anak berkebutuhan khusus (tuna netra, cacat fisik dan sebagainya). Di pasar, kami mengajarkan anak-anak yang tidak bisa mengecap pendidikan formal karena kemiskinan. Di sana, kami mengajarkan pendidikan seperti matematika, sejarah, bahasa Inggris,” tambah Debby.
Anak-anak yang harus menemai orang tua mereka berjualan di pasar. Akibatnya anak-anak tidak bisa bersekolah, tambah Debby. Komunitas Kanaditya yang dibawah Yayasan Kanaditya, sudah terbentuk sejak awal tahun 2012 bersama Dewa Gede Agung Dharmayasa ini.
Selain di Bali, komunitas ini juga melakukan edukasi gembira kepada anak-anak pengungsi dari berbagai negara seperti Afghanistan, Ethiopia, dan Somalia yangada dibawah naungan UNHCR di Jakarta dan Makassar. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018