Jakarta (Antaranews Bali) - Pendiri Sejiwa, yayasan perlindungan anak di ranah daring, Diena Haryana, mengatakan remaja sebaiknya menggunakan gawai tidak melebihi empat jam dalam sehari agar tidak kecanduan gawai.
"Maksimum untuk usia remaja 4 jam 17 menit dengan catatan berhenti saat 20 menit, supaya menghindari obsesi, apalagi adiksi gawai," ujar Diena dalam sesi di acara Siberkreasi Netizen Fair 2018 di GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu.
Hal ini penting dilakukan karena, menurut Diena, usia remaja adalah saat di mana otak membentuk kebiasaan. Kebiasaan utama, seperti makan, tidur, belajar, bahkan mandi akan terganggu jika penggunaan gawai yang berlebih dilakukan.
Peran orang tua dalam hal ini dinilai sangat penting untuk menemani atau mengontrol penggunaan gawai pada remaja, terlebih anak-anak.
"Jangan biarkan anak sendirian dengan gawai," ujar Diena.
Pasalnya, mengutip riset Kemendikbud 2017, Diena mengungkapkan bahwa 95 persen dari 6.000 anak di Jakarta, Yogyakarta dan Aceh telah terpapar pornografi.
"Kecanduan pornografi lebih parah dari narkoba. Narkoba merusak tiga bagian otak kita, sementara pornografi merusak lima bagian otak," kata Diena.
Oleh karena itu, penggunaan platform atau aplikasi yang memiliki fitur "Parental Control" juga dinilai sangat penting.
Hal ini yang dilakukan artis Poppy Bunga untuk membatasi konten dan durasi penggunaan gawai pada anak pertamanya yang berusia empat tahun.
"Di usia 4 tahun aku kasih 30 menit tapi mainnya di Sabtu minggu saja. Sekarang ada Youtube Kids, di situ ada timer 40 menit akan mati otomatis. Kalau yang biasa ada konten yang enggak bisa dilihat anak, yang ini benar-benar aman," ujar Poppy.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Maksimum untuk usia remaja 4 jam 17 menit dengan catatan berhenti saat 20 menit, supaya menghindari obsesi, apalagi adiksi gawai," ujar Diena dalam sesi di acara Siberkreasi Netizen Fair 2018 di GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu.
Hal ini penting dilakukan karena, menurut Diena, usia remaja adalah saat di mana otak membentuk kebiasaan. Kebiasaan utama, seperti makan, tidur, belajar, bahkan mandi akan terganggu jika penggunaan gawai yang berlebih dilakukan.
Peran orang tua dalam hal ini dinilai sangat penting untuk menemani atau mengontrol penggunaan gawai pada remaja, terlebih anak-anak.
"Jangan biarkan anak sendirian dengan gawai," ujar Diena.
Pasalnya, mengutip riset Kemendikbud 2017, Diena mengungkapkan bahwa 95 persen dari 6.000 anak di Jakarta, Yogyakarta dan Aceh telah terpapar pornografi.
"Kecanduan pornografi lebih parah dari narkoba. Narkoba merusak tiga bagian otak kita, sementara pornografi merusak lima bagian otak," kata Diena.
Oleh karena itu, penggunaan platform atau aplikasi yang memiliki fitur "Parental Control" juga dinilai sangat penting.
Hal ini yang dilakukan artis Poppy Bunga untuk membatasi konten dan durasi penggunaan gawai pada anak pertamanya yang berusia empat tahun.
"Di usia 4 tahun aku kasih 30 menit tapi mainnya di Sabtu minggu saja. Sekarang ada Youtube Kids, di situ ada timer 40 menit akan mati otomatis. Kalau yang biasa ada konten yang enggak bisa dilihat anak, yang ini benar-benar aman," ujar Poppy.
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018