Jakarta (Antaranews) - Distributor panel surya "Loving Environment Solution" Andrean Dwilaksono mengajak masyarakat untuk mulai berinvestasi memasang panel surya sebagai pembangkit listrik alternatif di rumah. 

"Panel surya ini tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan satu rumah, tetapi kita dapat ikut menjual listrik ke Perusahaan Listrik Negara (PLN)," kata Andrean saat ditemui di Earth Festival 2018 di Living World Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, Banten, Minggu. 

Ia menjelaskan, PLN sekitar tahun lalu menerapkan sistem jual-beli listrik dari masyarakat. Listrik dengan besaran satu kilo watt/per jam (kw/h) akan dibayar dengan tarif Rp 875. 

"Besaran listrik yang dihimpun tentu bergantung dengan luas panel surya yang terpasang. Pada prinsipnya, keuntungan dari pemasangan panel surya ini 20 persen dari biaya investasi," sebut Andrean. 

Ia mengatakan, untuk rumah dengan kapasitas listrik 2.200 VA (volt ampere), pihaknya menyarankan untuk memasang paket panel surya seharga Rp19,5 juta. Namun, untuk rumah dengan kapasitas 450-1.200 VA dapat memakai panel surya ukuran terkecil senilai Rp2,5 juta. 

Pembelian itu tidak hanya mencakup alat pembangkit listrik, tetapi sudah termasuk alat pengubah daya atau inverter, serta meteran khusus yang dapat mengekspor dan mengimpor listrik rumah tangga ke jaringan PLN.

Tahapan balik modal, menurut Andrean, akan diterima oleh pemilik rumah, sekitar empat sampai lima tahun sejak panel surya mulai dioperasikan.

Andrean lanjut menjelaskan, biaya pemasangan panel surya sebenarnya berbeda antara satu rumah dengan hunian lainnya.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan, diantaranya daya listrik rumah, rata-rata biaya listrik per bulan, jenis pembayaran listrik, perkiraan luas area panel surya yang digunakan, dan perkiraan dari budget pemilik rumah. 

Apabila pemilik rumah ingin memasang panel surya yang terhubung dengan jaringan PLN, maka produk yang digunakan sebaiknya berjenis on-grid dengan meteran khusus ekspor-impor listrik.

"Ada dua tipe panel surya, off grid (di luar jaringan), dan on-grid (dalam jaringan). Tipe off grid biasanya digunakan untuk daerah yang sering mati listrik, kawasan pedalaman, sebagai ganti dari solar, makanya panel surya-nya dibantu dengan baterai. Namun tipe on grid dapat digunakan tanpa baterai," terang Andrean. 

Andrean bersama "Loving Evnvironment Solution" merupakan satu dari puluhan produk yang dipamerkan dalam Earth Festival 2018 di Living World Alam Sutera, Tangerang Selatan, Minggu. 

Acara yang dimulai sejak 17-20 November itu diadakan oleh Masyarakat Vegan Indonesia (IVS-VSI).

Baca juga: Konsumen kelas menengah mulai sasar panel surya
Baca juga: Disruptif teknologi untuk revolusi keberlanjutan

(AL)

Pewarta: Genta Tenri Mawangi

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018