Kuta, Bali (Antaranews Bali) - Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) mendorong pemerintah daerah menggali pariwisata minat khusus salah satunya melalui aktivitas berselancar atau "surfing" karena berpotensi besar mendatangkan wisatawan mancanegara.
"'Surfing' merupakan salah satu ujung tombak pariwisata Indonesia sejak tahun 1970'an, " kata Sekretaris Jenderal PSOI Tipi Jabrik di Kuta, Badung, Sabtu.
Tipi yang juga Anggota Bidang I Tim Percepatan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata RI itu menambahkan wilayah pesisir Indonesia khususnya bagian selatan dari Aceh hingga Papua memiliki potensi gelombang ombak yang bagus dan tinggi.
Ombak di Indonesia, kata dia, merupakan salah satu yang paling konsisten di dunia mengingat posisi negara ini diapit Samudera Hindia dan Pasifik sehingga pergerakan ombak berkelanjutan selama periode April-Oktober.
Namun, dari sekian banyak jumlah titik yang memiliki ombak bagus, hanya satu hingga dua tempat berselancar di masing-masing provinsi di Indonesia yang digarap dan dikenal publik.
Untuk membuka potensi yang belum tergarap itu, ia mendorong daerah melakukan promosi atau ajang lomba "surfing" dengan mendatangkan peselancar dunia dan talenta lokal dengan menggandeng asosiasi terkait dan media.
Ia mencontohkan beberapa titik selancar seperti Bali, Nias hingga Mentawai kerap dilirik peselancar dunia seiring banyak diselenggarakan kejuaraan internasional yang berdampak kepada sektor pariwisata.
Dengan makin banyaknya wisatawan berkunjung, lanjut dia, maka pemerintah akan membuka luas akses pariwisata seperti di Nias.
"Seperti di Nias, kami merasa kekurangan pesawat dari Medan yang tidak bisa bawa papan selancar, baru beberapa hari lalu, Garuda buka penerbangan langsung dari Jakarta ke Nias," ucap kakak dari artis Luna Maya itu.
Sejumlah negara, lanjut dia, menjadikan "surfing" sebagai salah satu pendulang devisa dan menjadi bagian terpenting dari pariwisata karena ombak yang menjadi media utama tidak pernah habis.
Taiwan, misalnya menjadikan berselancar sebagai ajang menarik turis dengan mengadakan kejuaraan dunia junior yang juga diikuti tiga peselancar Bali yakni Rio Waida, Kailani dan Ketut Agus Aditya, 26 November-7 Desember 2018.
Negara lain yang menjadikan berselancar sebagai ajang menarik wisatawan di antaranya Korea Selatan dan Jepang.
Ia mengharapkan pemerintah daerah semakin gencar mengembangkan wisata minat khusus itu yang saat ini banyak diminati wisatawan mancanegara khususnya dari Australia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"'Surfing' merupakan salah satu ujung tombak pariwisata Indonesia sejak tahun 1970'an, " kata Sekretaris Jenderal PSOI Tipi Jabrik di Kuta, Badung, Sabtu.
Tipi yang juga Anggota Bidang I Tim Percepatan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata RI itu menambahkan wilayah pesisir Indonesia khususnya bagian selatan dari Aceh hingga Papua memiliki potensi gelombang ombak yang bagus dan tinggi.
Ombak di Indonesia, kata dia, merupakan salah satu yang paling konsisten di dunia mengingat posisi negara ini diapit Samudera Hindia dan Pasifik sehingga pergerakan ombak berkelanjutan selama periode April-Oktober.
Namun, dari sekian banyak jumlah titik yang memiliki ombak bagus, hanya satu hingga dua tempat berselancar di masing-masing provinsi di Indonesia yang digarap dan dikenal publik.
Untuk membuka potensi yang belum tergarap itu, ia mendorong daerah melakukan promosi atau ajang lomba "surfing" dengan mendatangkan peselancar dunia dan talenta lokal dengan menggandeng asosiasi terkait dan media.
Ia mencontohkan beberapa titik selancar seperti Bali, Nias hingga Mentawai kerap dilirik peselancar dunia seiring banyak diselenggarakan kejuaraan internasional yang berdampak kepada sektor pariwisata.
Dengan makin banyaknya wisatawan berkunjung, lanjut dia, maka pemerintah akan membuka luas akses pariwisata seperti di Nias.
"Seperti di Nias, kami merasa kekurangan pesawat dari Medan yang tidak bisa bawa papan selancar, baru beberapa hari lalu, Garuda buka penerbangan langsung dari Jakarta ke Nias," ucap kakak dari artis Luna Maya itu.
Sejumlah negara, lanjut dia, menjadikan "surfing" sebagai salah satu pendulang devisa dan menjadi bagian terpenting dari pariwisata karena ombak yang menjadi media utama tidak pernah habis.
Taiwan, misalnya menjadikan berselancar sebagai ajang menarik turis dengan mengadakan kejuaraan dunia junior yang juga diikuti tiga peselancar Bali yakni Rio Waida, Kailani dan Ketut Agus Aditya, 26 November-7 Desember 2018.
Negara lain yang menjadikan berselancar sebagai ajang menarik wisatawan di antaranya Korea Selatan dan Jepang.
Ia mengharapkan pemerintah daerah semakin gencar mengembangkan wisata minat khusus itu yang saat ini banyak diminati wisatawan mancanegara khususnya dari Australia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018